Ekonomi Syariah Juga Buat Nonmuslim, Ini Penjelasan Wapres
Wapres Ma’ruf Amin pada acara pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Daerah Istimewa Yogyakarta di Mal Pakuwon Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (7/8/2024). dok. wapresri.go.id.
EmitenNews.com - Jangan salah persepsi soal ekonomi syariah. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan bahwa ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif. Itu berarti, tidak hanya bisa diterapkan untuk umat Islam. Khusus bagi umat Islam, ekonomi syariah wajib dilaksanakan karena tak hanya menyangkut akidah, ibadah, tapi juga muamalah.
"Ekonomi syariah dan keuangan syariah adalah bersifat inklusif tidak hanya untuk umat Islam, tapi untuk semua umat sebagai suatu sistem yang 'rahmatan lil alamin' yaitu untuk kebaikan seluruhnya," kata Wapres Ma’ruf Amin dalam sambutannya pada acara pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Daerah Istimewa Yogyakarta di Mal Pakuwon Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (7/8/2024).
Khusus bagi umat Islam, ekonomi syariah merupakan bagian yang wajib dilaksanakan karena syariah tidak hanya menyangkut akidah, ibadah, tapi juga muamalah.
"Ini menjadi bagian yang harus dilaksanakan secara keseluruhan bagi umat Islam," kata Ma’ruf Amin.
Karena itu, ekonomi dan keuangan syariah dikembangkan di Indonesia sebagai bagian dari program pemerintah.
Untuk mengawal program itu, di tingkat pusat telah dibentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), dan di tingkat daerah dibentuk pula Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta. KDEKS) telah dibentuk di 31 provinsi termasuk DIY.
Ekonomi dan keuangan syariah di kalangan masyarakat Yogyakarta telah berkembang cukup pesat dan terinternalisasi dalam kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Karena tingginya komitmen pemangku kepentingan DIY mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan syariah, menurut Wapres, provinsi itu bahkan langsung mendapatkan lima kategori penghargaan Adinata Syariah 2024 saat awal pembentukan KDEKS.
"Saya sangat mengapresiasi komitmen dan dukungan penuh pemerintah daerah bersama Bank Indonesia serta lembaga lainnya dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Yogyakarta," kata mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Lebih dari sepertiga ekonomi Yogyakarta disokong oleh sektor-sektor yang sejalan dengan sektor-sektor unggulan rantai nilai halal, seperti industri pengolahan, pertanian, akomodasi, dan makanan-minuman.
Aktivitas pariwisata dan pendidikan tinggi juga menyumbang hingga 60 persen dari perekonomian provinsi sehingga menjadi keunggulan dan keistimewaan Yogyakarta sebagai kota pelajar, destinasi wisata warisan budaya, sekaligus pusat UMKM produktif. ***
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram