EmitenNews.com - Alkindo Naratama (ALDO) berencana menyuntikkan tambahan modal kerja sekitar Rp40 miliar anak usaha yaitu Eco Paper Indonesia (EPI). Tindakan emiten bisnis kertas dan bahan kimia terintegrasi itu, untuk memperkuat bisnis produksi kertas coklat daur ulang. 


”Suntikan modal untuk memperkuat bisnis EPI. Kami melihat prospek cerah pertumbuhan permintaan kertas daur ulang. Peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya penggunaan kemasan ramah lingkungan telah membuka jalan bagi pertumbuhan produk kemasan berkelanjutan. ”Konsumen masa kini makin sadar lebih memilih merek, dan produk dapat membantu mengurangi sampah plastik,” tutur H Sutanto, Direktur Utama Alkindo Naratama.


Dengan demikian, konsumen dapat mewujudkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Sementara kalangan industri,makin banyak merek-merek sadar lingkungan memilih menggunakan produk perusahaan berbasis kertas daur ulang. ”Itu dilakukan pelaku industri supaya dapat menunjukkan kepada pelanggan mengenai nilai yang mereka usung,” imbuhnya.


Menyusul suntikan dana tersebut, EPI akan mendapat tambahan modal kerja untuk pengadaan bahan baku, dan bahan kimia. Suntikan modal itu, diharap memperkuat kegiatan produksi untuk menghasilkan pendapatan usaha. Transaksi penyetoran itu, dilakukan secara bertahap mulai 20 September 2023. EPI saat ini, kontributor terbesar penjualan Alkindo Naratama secara konsolidasi sekitar 51 persen. 


Saat ini, ada tantangan berupa kelebihan pasokan global mempengaruhi industri kertas, dan kemasan. Namun, perseroan tetap optimistis kecenderungan peningkatan permintaan kemasan kertas ramah lingkungan akan terus berlanjut. Oleh karena itu, pada saat kondisi pasar kembali stabil, Alkindo Naratama melalui anak usaha siap memenuhi peningkatan permintaan. 


Sementara itu, pengoperasian mesin-mesin produksi baru pada kuartal II-2023 sukses mendongkrak penjualan EPI pada semester I-2023. Periode Januari-Juni 2023, penjualan EPI tumbuh 43 persen menjadi Rp392,06 miliar. Kalau melihat antar-kuartal, penjualan EPI tumbuh 5 persen menjadi Rp200,84 miliar pada kuartal II-2023. (*)