EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyudahi perdagangan dengan koreksi 1,44 persen menjadi 7.383. Pelemahan dipimpin saham-saham sektor technology minus 2,96 persen, dan property menukik 2 persen. Sementara itu, asing membukukan net sell Rp1,09 triliun di pasar regular.

Saham-saham paling banyak dijual asing antara lain BMRI, BBRI, BBNI, BBCA, dan TLKM. Perosotan IHSG didorong volatilitas market akibat pelemahan rupiah ke level Rp15,800, dan kenaikan yield treasury US didorong ekspektasi kebijakan Donald Trump dengan fokus pertumbuhan ekonomi, dan pemberlakuan tarif impor dapat menyebabkan peningkatan defisit anggaran dan kenaikan inflasi. 

Secara teknikal, IHSG membentuk candle bearish dengan long body dan breakdown dari support level 7.480 dengan MACD masih berada di area death cross, jika lanjutkan pelemahan IHSG potensi untuk uji level MA200. 

Reliance Sekuritas memproyeksi IHSG diperdagangkan mixed cenderung melemah. IHSG berpotensi menguji support level 7.330, dan resistance level 7.440. Pasar akan menanti hasil Keputusan suku bunga The Fed malam ini. Di mana, konsensus memperkirakan pemangkasan suku bunga 25 bps.

Berikut saham memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang. Yaitu Elang Mahkota (EMTK), MNC Land (KPIG), Charoen Pokphand (CPIN), Pyridam Farma (PYFA). Pagi ini, bursa Asia telah menyusuri zona merah. Indeks Nikkei 225 minus 0,31 persen, indeks Kospi melepuh 0,72 persen. Pasar akan mencermati data pertumbuhan ekspor-impor China edisi Oktober 2024 diperkirakan konsensus masing-masing 5 persen yoy, dan minus 1,5 persen yoy. 

Sementara itu, mayoritas indeks utama Wall Street ditutup di zona hijau. Penguatan itu, didorong apresiasi pasar di tengah hasil suara keunggulan Donald Trump. Indeks AS bergerak menguat di tengah ekspektasi investor pada janji kampanye Trump mengurangi pajak capital gain sehingga meningkatkan daya tarik investasi di pasar saham. (*)