EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup turun 0,75 persen menjadi 7.224 diikuti net sell asing Rp562 miliar. Saham paling banyak dijual pemodal asing BBRI, ASII, BBCA, BREN, dan BBNI.

Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, hari ini, Rabu, 17 Juli 2024 IHSG berpotensi teknikal rebound efek lonjakan bursa Amerika Serikat (AS). Selain itu, juga akan menunggu data BI Rate dengan proyeksi tetap. 

”Level IHSG untuk tataran support 7.150 hingga 7.200, dan level resistance berada di kisaran 7.250-7.280,” tutur Fanny.

Indeks-indeks Wall Street menguat pada Selasa, 16 Juli 2024. Dow Jones menguat lebih dari 700 poin hingga mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, dan menjadi hari terbaik dalam lebih dari setahun, dengan melonjak 742,76 poin alias 1,85 persen ke level 40.954,48.

Sedang S&P 500 naik 0,64 persen menjadi 5.667,20. Nasdaq Composite mencatat kenaikan 0,2 persen ke posisi 18.509,34, tertinggal karena saham-saham teknologi sebagian besar tidak ikut dalam reli pada perdagangan Selasa. 

Sementara itu, indeks Russell 2000 berfokus pada kapitalisasi kecil melonjak lebih dari 3 persen lima hari beruntun. Saham Caterpillar melejit lebih dari 4 persen, peraih keuntungan terbesar kedua di Dow Jones setelah UnitedHealth. Perusahaan asuransi tersebut naik 6,5 persen karena hasil kuartal kedua lebih baik dari perkiraan.

Di sisi lain, pasar saham Asia dibuka beragam karena sentimen positif komentar ketua The Fed AS, didorong perlambatan pertumbuhan ekonomi China. Indeks Nikkei 225 Jepang melanjutkan perdagangan setelah hari libur kemarin, naik 0,20 persen, Topix naik 0,34 persen, Kospi Korea Selatan naik 0,18 persen, Kosdaq berbalik arah dan turun 1,56 persen, Indeks Hang Seng Hong Kong minus 1,60 persen, dan S&P/ASX 200 Australia susut 0,23 persen. 

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan tiga rilis inflasi AS selama kuartal II-2024 menambah keyakinan laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi. Data PCE bulan Juni 2024 akan rilis minggu depan. Lalu, perekonomian China melambat. Berdasar data, ekonomi China hanya tumbuh 4,7 persen. 

Oleh karena itu, BNI Sekuritas menyodorkan saham pilihan berikut. Bank Mandiri (BMRI) speculative buy Rp6.350, cut loss jika break di bawah Rp6.225, dan potensi naik ke Rp6.450-6.600 short term.

Bank BNI (BBNI) speculativ buy Rp4.950, cut loss jika break di bawah Rp4.870, dan potensi naik ke Rp5.025-5.100 short term. Amman (AMMN) speculative buy Rp11.200, cut loss jika break di bawah Rp11.000, dan jika tidak break di bawah 11200, potensi naik ke Rp11.425-11.625 short term.

Telkom (TLKM) speculative buy Rp3.070, cut loss jika break di bawah Rp3.020, kalau tidak break di bawah Rp3.070, potensi naik ke Rp3.170-3.250 short term. Trimegah (NCKL) speculative buy Rp930, cut loss jika break di bawah Rp920, kalau tidak break di bawah Rp930, potensi naik ke Rp965-985 short term.

Semen Indonesia alias SIG (SMGR) dengan speculative buy Rp4.000-4.050, cut loss jika break di bawah Rp3.900. Kalau gagal break di bawah Rp4.000, potensi naik saham SIG menuju level Rp4.120-4200 short term. (*)