EmitenNews.com—PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membukukan kontrak baru sampai Februari tahun 2023 sebesar Rp 4,3 triliun. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebanyak 35,5%, dibandingkan periode sama tahun lalu.

 

Perolehan kontrak baru perseroan mayoritas disumbangkan proyek jalan dan jembatan sebesar 64%, gedung 16%, proyek sumber daya air (SDA) sebesar 13% dan sisanya proyek energi, properti, dan anak usaha.

 

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan, perseroan membidik pertumbuhan laba bersih sebesar 20-25% sama seperti target pertumbuhan tahun lalu. Optimisme didukung ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan kontrak baru tahun ini.

 

"Ya, kami menargetkan kenaikan laba bersih sekitar 20-25% untuk tahun 2023 atau sama dengan target pertumbuhan tahun 2022, meski realisasinya jauh di atas target hingga 40%," ungkap Entus kepada media, Rabu (15/3).

 

Rinciannya, kontrak baru ADHI diharapkan tumbuh sebesar 10-15%, pendapatan tumbuh 10-15%, dan laba bersih tumbuh sebesar 20-25%.

 

Keyakinan perseroan mencetak pertumbuhan kinerja pada tahun ini dapat dilacak dari kinerja positif perseroan di 2022. Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2022 pendapatan ADHI naik 18% menjadi Rp 13,5 triliun, dibandingkan pencaian tahun 2021 sebesar Rp 11,5 triliun. Begitu juga dengan laba bersih yang melejit 47% menjadi Rp 81,2 Miliar.

 

Tidak berhenti di situ, emiten konstruksi pelat merah ini juga mampu memperbaiki leverage dengan total liabilitas menyusut sebesar 9% dari Rp 34,2 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 31,2 triliun di tahun 2022.

 

Kabar baik lainnya, perseroan juga berhasil melakukan profiling liabilitas jangka pendek menjadi jangka panjang atas obligasi yang dimiliki. Hasilnya, ekuitasnya bertambah 56% dari Rp 5,7 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 8,8 triliun di tahun 2022.

 

Termasuk perbaikan rasio leverage dari tahun sebelumnya juga terjadi dengan penurunan rasio DER Total dari 6,05x di tahun 2021 menjadi 3,53x di tahun