Indeks Asia Cenderung Melemah Terimbas Pemberlakuan Kembali Pembatasan Sosial di Eropa
                            EmitenNews.com - Indeks saham di Asia sore ini Senin (22/11) ditutup beragam (mixed) dengan kecenderungan melemah. "Investor bersikap waspada seiring dengan diberlakukannya kembali kebijakan pembatasan sosial di Eropa dan prospek penarikan (tapering) paket stimulus moneter yang lebih cepat oleh bank sentral AS (Federal Reserve)," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
 Seiring dengan melonjaknya jumlah kasus penularan virus Covid-19, sejumlah negara Eropa mulai memberlakukan kembali pembatasan sosial. Mulai dari lockdown penuh di Austria hingga lockdown parsial di Belanda serta pembatasan mobilitas bagi warga yang belum divaksin di beberapa wolayah di Jerman, Republik Ceko dan Slovakia.
 
 Inggris, dengan tingkat infeksi yang lebih tinggi dari sebagian besar negara Eropa, meluncurkan suntikan ketiga (booster) untuk mengimbangi daya proteksi yang mulai pudar dari suntikan pertama dan kedua dan juga untuk membantu agar ekonomi tetap terbuka.
 
 Di Asia, bank sentral Tiongkok (PBOC) memberi sinyal kemungkinan adanya pelonggaran kebijakan untuk membantu pemulihan ekonomi setelah mengalami perlambatan tajam dalam beberapa bulan terakhir akibat kelesuan sektor properti.
 
 Dalam laporan kuartalan kebijakan moneter yang dirilis hari Jumat, PBOC menghilangkan sejumlah kalimat penting dalam prospek kebijakan (policy outlook) namun mempertahankan kata-kata “kebijakan moneter yang normal”, indikasi perubahan sikap (stance) yang lebih condong pada langkah dan kebijakan yang suportif.
 
 Lebih lanjut, PBOC hari ini mempertahankan suku bunga pinjaman Loan Prime Rate (LPR) bertenor 1 tahun di 3.85%. Suku bunga pinjaman LPR bertenor 5 tahun juga dipertahankan di 4.65%.
 
 Di pasar komoditas, minyak mentah memperpanjang tren penurunan setelah AS, Tiongkok dan Jepang bersiap melepas cadangan minyak mereka ke pasar seiring semakin kuatnya kekhawatiran mengenai akselerasi laju inflasi.
 
 Pelepasan cadangan strategis minyak yang terkordinasi di tingkat internasional akan mengirim pesan yang kuat pada aliansi OPEC+ yang selama ini menolak memulihkan pasokan mnyak global dengan segera. 
 
 Statistik
 IHSG: 6,723.39 | +3.12 poin |(+0.05%) 
 Volume (Shares) : 25.5 Billion 
 Total Value (IDR) : 14.3 Trillion
 Market Cap (IDR) : 8,347.5 Trillion
 Foreign Net SELL (RG): IDR 28.2 Billion
 Saham naik : 228
 Saham turun : 299
 
 Sektor Pendorong Indeks:
 Kesehatan : +19.14 poin
 Konsumen Primer : +5.88 poin
 Keuangan : +5.14 poin
 
 Top Gainers:
 SOHO : 6,075| +1,000| +19.70%
 HRUM : 9,475| +550| +6.16%
 MCAS : 13,550| +550| +4.23%
 TECH : 7,325| +325| +4.64%
 UNTR : 23,000| +325| +1.43%
 
 Top Losers:
 DSSA : 51,750| -1,050| -1.99%
 EDGE : 23,500| -500| -2.08%
 BRAM : 7,600| -375| -4.70% 
 PTSP : 4,510| -310| -6.43% 
 TCPI : 8,225| -225| -2.66%.(fj)
Related News
                            Wall Street Menguat, Lonjakan IHSG Berlanjut
                            Penuh Aura Positif, IHSG Siap Jebol 8.350
                            IHSG Kian Menyala, Angkut Saham CDIA, KLBF, dan INKP
                            Manjakan Pengguna Tol, KDTN Sajikan Fasilitas Lounge Rest Area
                            Sempat Alami Penyesuaian, Penyerapan Anggaran PU Mulai Meningkat
                            Setahun Prabowo, BTN Terdepan Bantu Rakyat Miliki Rumah Impian
                    
                
                
            
                                
                
                    
                    
                    
                    
                    
                    
                    
            
            




