Indeks Saham Asia Dibuka Melemah, Tertekan Pelemahan Saham Teknologi
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Selasa (28/9) dibuka turun setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir beragam (mixed) dengan S&P 500 dan NASDAQ turun. Tertekan oleh pelemahan saham sektor Teknologi akibat lonjakan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS. DJIA justru naik, didorong oleh kinerja saham di sektor Keuangan dan Industrial.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) melanjutkan kenaikan dengan yield surat utang bertenor 10 tahun sempat menyentuh 1.51% sebelum akhirnya berakhir di 1.49%.
Ketua bank sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell dijadwalkan memberi keterangan di depan Kongres AS hari ini. Dan di dalam naskah pidato yang disiapkan untuk acara ini, Powell mengatakan bahwa lonjakan inflasi di AS belakangan ini ternyata lebih besar dan akan berlangsung lebih lama dari yang di perkirakan sebelumnya.
"Investor juga akan memantau dinamika politik dalam negeri AS dimana Kongres minggu ini akan memperdebatkan masalah pemberhentian aktifitas Pemerintah (government shutdown), gagal bayar (default) dan RUU belanja infrastruktur," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Senat (DPD) AS gagal meloloskan RUU untuk menunda penentuan batas atas penarikan utang (debt ceiling) Pemerintah AS untuk menghindari penutupan pelayanan bagi masyarakat. Pemerintah AS akan menghentikan sebagian besar aktifitasnya pada hari Jumat jika tidak ada jalan keluar.
Sementara itu, House of Representatives (DPR) AS dijadwalkan melakukan penghitungan suara (voting) atas RUU Infrastruktur senilai USD1 triliun yang merupakan pilar utama dari agenda ekonomi Presiden Biden. Acara ini sebelumnya di jadwalkan pada hari Senin kemarin.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah mencatatkan kenaikan selama 5 hari beruntun di tengah kekhawatiran atas persediaan (supply). Harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah jenis Brent semakin mendekati level USD80 per barel, sementara harga kontrak berjangka minyak mentah jenis WTI menembus USD75 per barel, tertinggi sejak bulan Juli. Permintaan minyak di berbagai belahan dunia mengalami peningkatan tajam seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.
Untuk perdagangan hari ini Phillip Sekuritas memmperkirakan IHSG cenderung bergerak bearish moderat di rentang 6,100-6,155. Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan.
PTBA
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 2,440
Target Price 1 : 2,540
Target Price 2 : 2,600
Stop Loss : 2,390
LPKR
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 156
Target Price 1 : 167
Target Price 2 : 172
Stop Loss : 146
BSDE
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 980
Target Price 1 : 1,010
Target Price 2 : 1,035
Stop Loss : 950
MPPA
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 990.
Target Price 1 : 1,050
Target Price 2 : 1,120
Stop Loss : 930.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha