Indeks Saham Asia Naik Tipis, Abaikan Penurunan Tajam di Wall Street
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Rabu (23/2) dibuka naik tipis meskipun indeks saham utama di Wall Street semalam turun tajam.
Semalam indeks saham DJAI dan NASDAQ mencatatkan penurunan selama 4 hari beruntun. Sedangkan S&P 500 sekarang sudah terpangkas 10.25% dari level penutupan teringginya yang terjadi tanggal 3 Januari.
"Ini memberi konfirmasi bahwa indeks saham S&P 500 berada dalam fase koreksi," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun turun di bawah 2% karena investor memburu aset yang di anggap aman (safe haven).
Harapan untuk tercapainya resolusi diplomatik dari ketegangan antara Rusia dan Ukrania tampak semakin memburuk. Presiden AS Joe Biden mengumumkan gelombang pertama sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia.
AS juga mengerahkan pasukan tambahan ke sejumlah negara Baltik yang merupakan sisi timur dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Lebih lanjut, Sekrettaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa NATO yakin Rusia masih merencanakan serangan yang lebih besar lagi ke Ukrania.
Selain itu, Jerman menghentikan persetujuan untuk pembangunan proyek jaringan pipa gas Nord Stream 2 yang di rancang untuk membawa gas alam asal Rusia langsung ke wilayah Eropa Barat. Inggris menjatuhkan sanksi atas 5 bank besar di Rusia dan 3 orang terdekat Presiden Vladimir Putin.
"Investor melihat peningkatan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukrania ini dapat menambah komplikasi dari langkah yang akan diambil oleh bank sentral AS (Federal Reserve)," tambah Dustin.
Mengingat Rusia sebagai salah satu produsen minyak dan gas alam terbesar di dunia, perang terbuka antara Rusia dan Ukrania berpotensi menciptakan inflasi yang lebih tinggi lagi sehingga dapat mengganggu pemulihan ekonomi global.
Apa yang terjadi di pasar energi, khususnya minyak mentah, dapat menentukan apakah Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga secara agresif setelah bulan Maret nanti. Atau pada akhirnya terpaksa memperlambat laju kenaikan suku bunga untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
Untuk perdagangan di BEI hari ini secara teknikal Phillip Sekuritas memprediksi IHSG berpotensi menguat dengan support-resistance di rentang 6.820-6.900. Berikut saham yang direkomendasikan.
APEX
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend: Sideways
Trade Buy : 690
Target Price 1 : 720
Target Price 2 : 735
Stop Loss : 660
BYAN
Short Term Trend : Sideways
Medium Term Trend: Bullish
Trade Buy : 36000
Target Price 1 : 36725
Target Price 2 : 37025
Stop Loss : 35275
SGER
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend: Bullish
Trade Buy : 1385-1390
Target Price 1 : 1465
Target Price 2 : 1515
Stop Loss : 1315.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha