EmitenNews.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM menjalin kolaborasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) meningkatkan awareness terhadap kendaraan listrik di Indonesia.


National Project Manager Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV) Eko Adji Buwono menilai langkah pemerintah dalam menggandeng negara maju untuk mengakselerasi kendaraan listrik di Indonesia merupakan langkah yang tepat. Eko yang juga sebagai pengamat ekonomi energi ini menilai, membangun EV Ekosistem diperlukan kolaborasi dari banyak pemangku kepentingan.


“Semakin banyak akan semakin baik. Khusus tentang upaya penanganan perubahan iklim diperlukan kolaborasi dari banyak negara bahkan seluruh dunia. Karena iklim di satu tempat tidak bisa dipisahkan dari keadaan iklim di tempat lain,” kata Eko.


Dirinya mengatakan, kerjasama dengan Amerika dalam kendaraan listrik bukan hanya sekedar untuk membangkit awareness saja, namun dengan bermitra dengan negara adidaya justru akan banyak ilmu dan teknologi yang bisa dikembangkan di Indonesia.


“Khusus tentang kerjasama dengan AS juga merupakan upaya kerjasama yang baik dan tepat, dimana Amerika sangat ketat dalam ESG compliance, dan itu hal penting yang bisa kita adopsi sesuai dengan keadaan Indonesia.” kata Eko.


Sementara itu, Plt. Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia, Jason P. Rebholz mengatakan bahwa pengembangan energi terbarukan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. AS berkomitmen dalam mendukung pengembangan baterai dan kendaraan listrik yang berkelanjutan di Indonesia.


Teknologi AS dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia sekaligus mendorong pengembangan peluang menarik dalam ekonomi inklusif di Indonesia,” jelasnya.


Diberitakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkolaborasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia menyelenggarakan workshop bertajuk “Clean Energy for Indonesian Industrial Zones: Battery-to-Electric Vehicle (B2EV)”, acara tersebut digelar pada tanggal 21-22 Mei 2024 di Jakarta.


Workshop yang mendatangkan narasumber dan dihadiri oleh stakeholder dari pemerintah, swasta, BUMN, hingga asosiasi dari kedua negara ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi energi bersih yang ramah lingkungan dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) kawasan industri Indonesia, serta memperkuat pengembangan rantai pasokan baterai kendaraan listrik dan meningkatkan daya saing industri di Indonesia.


Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi yang hadir pada acara tersebut mengungkapkan bahwa workshop tersebut dilaksanakan untuk berbagi pengalaman serta pengetahuan terkait teknologi dalam pengembangan energi bersih, khususnya adalah terkait pemanfaatan kendaraan listrik termasuk ekosistemnya dalam melakukan dekarbonisasi.


“Selain itu, kegiatan ini juga akan membuka peluang kerja sama dan jaringan bisnis bagi entitas industri yang ada di kedua negara (Indonesia – AS), dan akan memiliki kesempatan bermitra dengan pemerintah AS dari sisi dukungan finansial dalam penerapan energi bersih di Indonesia,” pungkasnya.(*)