EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Kamis (13/1) dibuka variatif (mixed) meskipun indeks saham utama di Wall Street semalam ditutup menguat.


Indeks saham NASDAQ mencatatkan kenaikan selama 3 hari beruntun. Imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) turun 1.6 bps menjadi 1.73%.


"Investor merasa sedikti lega karena data inflasi (CPI) AS keluar sesuai dengan ekspektasi dan tidak merubah pandangan mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve)," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Data inflasi ini juga meredam ketakutan bahwa Federal Reserve secara agresif akan menarik paket stimulus moneter lebih cepat dari ekspektasi pasar.


Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) AS tumbuh 7.0% Y/Y di bulan Desember, laju tercepat sejak 1982 dan lebih tinggi dari kenaikan 6.8% Y/Y pada bulan November. Inflasi inti (Core CPI) naik 5.5% Y/Y, tercepat sejak 1991 dan lebih tingi dari kenaikan 4.9% Y/Y di bulan November.


Dalam 3 bulan terakhir atau 4Q21, inflasi (CPI) dan infkasi inti (Core CPIU) telah tumbuh masing-masing 9.1% Y/Y dan 6.9% Y/Y.


Secara bulanan (M/M), CPI bertambah 0.5% atau sedikit lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan 0.4% dan menandakan kenaikan harga-harga selama 8 bulan beruntun.


INTP
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 10,950
Target Price 1 : 11,450
Target Price 2 : 11,625
Stop Loss : 10,700


TBIG
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 2,800
Target Price 1 : 2,900
Target Price 2 : 2,940
Stop Loss : 2,730


ADRO
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 2,270
Target Price 1 : 2,470
Target Price 2 : 2,590
Stop Loss : 2,200


ERAA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 560
Target Price 1 : 585
Target Price 2 : 595
Stop Loss : 545.(fj)