Intervensi BI di Pasar Off-Shore Berhasil Redam Tekanan ke Rupiah

Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York guna stabilisasi nilai tukar Rupiah dari tingginya tekanan global.
EmitenNews.com - Nilai tukar Rupiah tetap terkendali didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah pada 27 Maret 2025 tercatat Rp16.560 per dolar AS atau menguat 0,12% (ptp) dibandingkan dengan level akhir Februari 2025.
Namun demikian, tekanan kuat terhadap nilai tukar Rupiah terjadi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) pada saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idulfitri 1446 H, akibat kebijakan tarif resiprokal AS.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan pada 7 April 2025 Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York guna stabilisasi nilai tukar Rupiah dari tingginya tekanan global.
"Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tecermin dari perkembangan Rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur tanggal 8 April 2025," ungkapnya seperti dilansir di laman BI.
Pergerakan Rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian.
"Ke depan nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," tambahnya.
Bank Indonesia terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore NDF dan strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder.
Seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah.(*)
Related News

Sepanjang 2025 BI Telah Beli SBN Senilai Rp80,98 Triliun

Sompo Insurance Gaungkan 50 Second Challenges

Kinerja Industri Pengolahan Terjaga, PMI-BI Triwulan I 51,67 Persen

BRI Bawa UMKM Kopi Nusantara Tumbuh dan Mendunia

Trading di PINTU, Ikut Kompetisi Ini

BRI Dorong UMKM Minuman Herbal Percaya Diri Garap Pasar Luar Negeri