EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Jumat (14/1) dibuka turun mengikuti pergerakan melemah indeks saham utama di Wall Street, dipimpin NASDAQ yang terkoreksi 2.5%. Investor mengambil aksi ambil untung (profit-taking) atas saham-saham di sektor teknologi setelah 3 hari reli.
"Selain itu, investor juga mencerna pernyataan publik dari sejumlah pejabat bank sentral AS (Federal Reserve) mengenai inflasi dan kenaikan suku bunga," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Investor juga mengantisipasi dampak imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun yang turun lebih dari 2 bps menjadi 1.7% setelah data memperlihatkan bahwa laju kenaikan harga atau biaya yang harus di keluarkan produsen di AS mulai melambat.
Indeks Harga Produsen atau Producer Price Index (PPI) naik tipis 0.2% M/M (+9.7% Y/Y) di bulan Desember, jauh lebih lambat di banding kenaikan 1% M/M (+9.8% Y/Y) di bulan November dan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang tumbuh sebesar 0.4% M/M.
Data PPI ini menggambarkan bahwa meskipun laju inflasi masih tinggi, namun tekanan pada harga-harga mulai melandai atau moderat.
Dari pasar tenaga kerja, jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) secara tak terduga naik menjadi 230,000 minggu lalu dari 207,000 pada minggu sebelumnya. Lebih tinggi dari ekspektasi penambahan 200,000. Meskipun demikian, angka Initial Jobless Claims masih berada di sekitar atau di bawah rata-rata sebelum pandemik.
"Investor mempersiapkan diri menyambut datangnya musim laporan keuangan (earnings season) 4Q21 di AS yang dimulai hari ini dengan dibuka oleh rilis laporan keuangan emiten di sektor Perbankan seperti JPMorgan Chase, Citigroup dan Wells Fargo," kata Dustin.
Emiten raksasa di sektor Teknologi di jadwalkan merilis laporan keuangan mereka minggu depan.
Secara Year-over-Year (YoY), pertumbuhan laba emiten dalam indeks S&P 500 diperkirakan akan lebih rendah di banding 3 kuartal sebelumnya namun masih cukup solid, sekitar 22.4%.
Untuk hari ini, investor menantikan rilis data Neraca Perdagangan bulan Desember Tiongkok dan keputusan suku bunga acuan oleh bank sentral Korea Selatan (BOK).
Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini cenderung melemah di kisaran support 6.630 - resistance 6.675. Berikut data teknikal saham yang diunggulkan Phillip Sekuritas hari ini.
SMBR
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 575
Target Price 1 : 615
Target Price 2 : 630
Stop Loss : 550
JSMR
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 3,750
Target Price 1 : 3,870
Target Price 2 : 3,900
Stop Loss : 3,660
BTPS
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 3,420
Target Price 1 : 3,520
Target Price 2 : 2,560
Stop Loss : 3,300
ARTO
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 16,850
Target Price 1 : 19,150
Target Price 2 : 20,600
Stop Loss : 16,000.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha