Investor Respon Positif Keputusan OPEC+ Pertahankan Produksi Minyak
prediksi dan rekomendasi saham
EmitenNews.com - DJIA melemah -0,61% pada Senin (4/11), diikuti S&P 500 (-0,28%) dan Nasdaq (-0,33%). Pelemahan Wall Street seiring investor bersikap wait and see menjelang pemilu AS.
Investor mencermati rilis data pesanan pabrik Sep-2024 yang terkontraksi -0,5% MoM, sedikit di bawah estimasi konsensus -0,4% MoM. Hari ini pasar akan menantikan beberapa rilis data seperti: 1) PDB Indonesia 3Q24; 2) Neraca Perdagangan AS Sep-2024; 3) PMI Jasa ISM AS Okt-2024.
OPEC+ telah memutuskan untuk mempertahankan level produksi minyak pada Desember 2024 karena kelebihan pasokan minyak dan lemahnya permintaan pasar, khususnya di Tiongkok. Sejalan dengan itu, OPEC+ telah mencabut kebijakan pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari.
"Kami mendukung keputusan OPEC+, karena kegagalan mengambil tindakan ini akan menyebabkan harga minyak turun secara signifikan, yang mengakibatkan ketidakstabilan pasokan dan permintaan minyak global," demikian analis MNC Sekuritas dalam Morning Navigator-nya hari ini.
IHSG melemah -0,34% ke level 7.479,50 pada perdagangan Senin (4/11) di tengah aksi beli bersih asing sebesar Rp260,89 miliar. Hampir seluruh sektor melemah sehingga membebani pergerakan indeks, dipimpin oleh sektor transportasi dan logistik (-2,24%), disusul sektor bahan baku (-1,54%).
Sementara itu, satu-satunya sektor yang menguat adalah sektor non-siklis (+0,09%). Indeks melemah di tengah penutupan beragam di bursa Asia lainnya, seiring investor menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia dan hasil pemilihan presiden AS besok. Nilai tukar rupiah ditutup melemah di level Rp15.753/USD.
MNC Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak pada rentang harga 7.450-7.510. Rekomendasi hari ini: BMRI, INCO, JPFA, ARTO.(*)
Related News
IHSG Turun 0,27 Persen di Sesi I, BUKA, SIDO, MTEL Top Losers LQ45
Polri Akan Telusuri Semua Pihak yang Terlibat Buka Blokir Judi Online
Subsidi LPG 3Kg Lanjut, Subsidi BBM dan Listrik Masih Dikaji
KAI Tawarkan Obligasi dan Sukuk Berkelanjutan II Senilai Rp1,5 Triliun
Bursa Asia Mixed, IHSG Potensial Menguat
IHSG Koreksi, Jaring Saham BBNI, MEDC, dan TINS