Izin Investor, Grup Rajawali (BWPT) Matangkan Kuasi Reorganisasi

Area perkebunan kelapa sawit besutan Eagle Hight Plantations tampak menghijau. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Eagle High Plantations (BWPT) bakal melakukan kuasi reorganisasi. Itu dilakoni untuk mengeliminasi saldo laba negatif alias defisit Rp4,06 triliun. Kalau sesuai skenario, emiten sawit Grup Rajawali itu, dapat menebar dividen sesuai regulasi.
Kuasi reorganisasi dilakukan dengan cara mengeliminasi antara akumulasi rugi (saldo negatif) dengan agio saham (yang disajikan sebagai tambahan modal disetor) milik perseroan. Dengan tidak adanya saldo defisit, perseroan dapat memberi dampak positif bagi para pemegang saham.
Meningkatkan minat, dan daya tarik investor untuk memiliki saham perseroan sehingga meningkatkan likuiditas perdagangan saham, dan memperoleh modal kerja dalam ekspansi kegiatan usaha. Dengan kuasi reorganisasi, perseroan akan memperoleh laporan posisi keuangan, dan struktur modal lebih baik tanpa dibebani defisit masa lalu.
Rencana itu, telah memenuhi ketentuan Peraturan IX.L.1. Di mana, nilai defisit mencapai 129 persen dari total modal disetor per 31 Desember 2024. Edisi 2023 defisit 137 persen dari total modal, dan periode 2022 defisit mencapai 143 persen dari modal disetor.
Selain itu, nilai defisit telah mencapai 27,45 kali dari rata rata laba tahun berjalan per 31 Desember 2024. Tahun 2023 mencapai 29,21 kali dari rata rata laba tahun berjalan. Tahun 2023 setara 30,40 kali dari rata rata tahun berjalan. Selain itu, laba tahun berjalan melejit 70 persen menjadi Rp272,13 miliar dari edisi 2023 senilai Rp159,97 miliar.
Selama tiga tahun terakhir, perseroan menunjukkan tren performa positif. Itu tercermin dari peningkatan laba tahun berjalan secara beruntun pada 2022 sebesar Rp12,63 miliar, pada 2023 senilai Rp159,97 miliar, dan pada 2024 sejumlah Rp272,13 miliar, dengan rata-rata laba tahun berjalan dibanding pendapatan usaha 3,47 persen.
Peningkatan laba itu, tidak hanya mencerminkan efektivitas strategi manajemen, tetapi juga dipengaruhi kondisi eksternal lebih mendukung. Faktor utama pendorong pertumbuhan antara lain kenaikan harga minyak nabati global, termasuk minyak sawit, berdampak positif terhadap pendapatan.
Selain itu, perseroan menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk meningkatkan produktivitas operasional. Misalnya, perbaikan fasilitas produksi, peningkatan infrastruktur pendukung (termasuk jalan dan jembatan), investasi peremajaan, dan pengadaan alat berat guna meningkatkan efisiensi. Faktor-faktor itu, menjadi elemen utama dalam mendukung pertumbuhan laba berkelanjutan.
Perseroan melihat masa depan cerah industri sawit di masa mendatang. Itu berdasar pada agenda Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional rencana pembangunan jangka menengah nasional 2025-2029. Salah satu kebijakan swasembada energi itu melalui hilirisasi sawit. Pemerintah akan melakukan pengembangan, dan tata kelola yang baik terhadap industri sawit.
Perseroan optimistis industri sawit tumbuh secara berkelanjutan. Selaras kebijakan itu, sawit menjadi produk unggulan, ditambah Indonesia menjadi salah satu produsen sawit terbesar dunia. Guna menunjang operasional, perseroan telah mengimplementasikan digitalisasi dalam aktivitas. Di antaranya pemanfaatan gadget (ponsel pintar), dan aplikasi dapat memantau produktivitas terhadap produksi sawit.
Dengan digitalisasi itu, perseroan dapat mengetahui hasil kinerja secara detail, dan hasil real time. Perseroan akan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit. Perseroan memiliki perkebunan sawit dengan aset tanaman berusia produktif. Selain itu, perseroan secara berkala melakukan peremajaan tanaman untuk menjaga produktivitas.
Perseroan akan membangun Pabrik Pengolahan Inti Sawit (KCP) sebagai bagian dari rencana hilirisasi produk. Di mana, pabrik itu menerima bahan baku dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO), dan Palm Kernel Meal (PKM), bertujuan meningkatkan nilai ekonomis hasil perkebunan kelapa sawit, meningkatkan nilai ekonomis palm kernel dan memanfaatkan limbah pabrik kelapa sawit sebagai komitmen Perusahaan dalam menerapkan praktik-praktik sustainability.
Nah, seluruh agenda tersebut, akan berjalan mulus kalau mendapat izin dari pemodal melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 15 Mei 2025 pukul 14.00 WIB. Peserta berhak ikut rapat harus terdaftar sebagai pemegang saham perseroan alias recording date pada 22 April 2025. (*)
Related News

Bundamedik (BMHS) Akan Jual Saham ke Karyawan Harga Atas Pasar

Laba Unilever (UNVR) Tergerus 14,6 Persen di Kuartal I-2025

SMIL Akui Sedang Penjajakan dengan Calon Investor China dan Korea

Hati-hati! BEI Sorot 3 Saham Ini

CEO Vale (INCO) Febriany Eddy Mundur, Ini Alasannya

Laba dan Penjualan Merosot, Berikut Kinerja UNVR Kuartal I-2025