EmitenNews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah tipis. Pelemahan ini diduga terkait dengan ekspektasi pengetatan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed) terkait suku bunga acuannya.


Pada pukul 10.26 WIB Rupiah turun tipis 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp15.105 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.100 per dolar AS.


"Banyak yang mengatakan bahwa di tahun ini bank sentral Amerika Serikat itu masih tetap menaikkan suku bunga walaupun hanya 25 basis poin di bulan Februari. Tetapi indikasi ini yang dipersepsi oleh para ekonom dan para analis bahwa pengetatan moneter di AS masih terus dilakukan," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.


Menurutnya perang Ukraina yang saat ini bergejolak juga membayangi pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Kemungkinan gejolak perang tersebut akan memicu inflasi dan bank sentral negara bagian di AS masih akan terus melakukan pengetatan moneter.


Ibrahim melihat kemungkinan besar akan ada keterlibatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam peperangan tersebut, sehingga muncul kekhawatiran akan terjadinya satu resesi yang cukup ditakutkan pasar.


Sedangkan secara internal, Ibrahim menuturkan sentimen pasar dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen dari hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 18-19 Januari 2023.


Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,5 persen. Kenaikan suku bunga yang dilakukan BI tersebut bertujuan untuk menjaga inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.


Menurut Ibrahim, Bank Indonesia seharusnya bisa mempertahankan suku bunga dan tidak menaikkan suku bunga pada Januari 2023, melainkan bisa menaikkannya pada Februari 2023.


Hal itu kemudian menjadi sentimen pasar sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan pada Kamis (19/1) melemah tipis ke posisi Rp15.104 per dolar AS.


"Saya lihat bank sentral AS pun juga di bulan Januari tidak menaikkan suku bunga, seharusnya Bank Indonesia pun juga mengikuti, barulah nanti di bulan Februari menaikkan suku bunga," ujarnya.


Ia memprediksi nilai tukar rupiah pada penutupan pasar Jumat sore ini akan mengalami pelemahan. Rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bergerak ke kisaran Rp15.090 per dolar AS hingga Rp15.130 dolar AS pada perdagangan hari ini.(*)