Kasus Covid-19 di Tiongkok Turun, Indeks Saham Asia Dibuka Menguat
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Senin (30/5) dibuka menguat setelah indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu ditutup naik.
"Pergerakan naik indeks saham di Asia pagi ini juga ditopang oleh sentiment positif dari laporan bahwa Tiongkok mencatatkan penurunan jumlah kasus penularan virus Covid-19 di Beijing dan Shanghai," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha. Sehinga Pemerintah kota Shanghai mengizinkan dunia usaha kembali dibuka mulai Rabu (1/6) setelah tidak beroperasi selama 2 bulan akibat kebijakan Lockdown.
Kenaikan indeks saham Wall Street didorong semakin kuatnya optimisme pasar bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) akan dapat memperketat kebijakan moneter tanpa mendorong ekonomi jatuh ke dalam jurang resesi.
Sepanjang minggu lalu indeks saham DJIA bertambah 6.2%, menghentikan rangkaian penurunan terpanjang (8 minggu) sejak 1923. Indeks S&P 500 lompat 6.6%, memutus penurunan selama 7 minggu beruntun meskipun untuk tahun ini (Year-to-Date) masih anjlok sekitar 13%. NASDAQ mencatatkan pertumbuhan mingguan 6.8%.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun tipsi menjadi 2.74% dari 2.75% setelah sempat terbang menyentuh 3.20% di awal bulan ini.
"Sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi AS membangkitkan harapan bahwa Fed mungkin tidak perlu memperketat kebijakan moneter secara agresif seperti yang dibayangkan investor sebelumnya," kata Dustin.
Rilis data ekonomi AS pada hari Jumat lalu memperlihatkan Belanja Konsumen (Consumer Spending) tumbuh 0.9% M/M di bulan April, lebih baik dari ekspektasi meskipun melambat dari pertumbuhan 1.4% M/M di bulan Maret.
Data juga memperlihatkan bahwa tekanan kenaikan harga sudah mulai melambat atau mencapai puncaknya dengan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, indikator yang di gunakan Federal Reserve untuk mengukur inflasi, naik 4.9% Y/Y di bulan April, sesuai dengan ekspektasi pasar dan melambat dari laju kenaikan 5.2% Y/Y di bulan Maret.
"Investor sekarang mempertimbangkan (priced-in) 35% probabilitas suku bunga acuan Federal Fund rate (FFR) akan berada di kisaran 2.25% - 2.50% setelah pertemuan kebijakan Federal Reserve di bulan September, turun dari probabilitas pada minggu lalu yang masih sebesar 50%," sambung Dustin.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah bergerak naik pada hari Jumat menjelang libur akhir pekan Memorial Day yang menandakan di mulainya musim puncak permintaan BBM di AS.
Untuk perdagangan hari ini di BEI, Phillip Sekuritas memprediksi IHSG cenderung menguat di rentang support 6.965 - resistance 7.060. Berikut saham yang direkomendasikan.
ADHI
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 710
Target Price 1 : 755
Target Price 2 : 780
Stop Loss : 665
BCIC
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 171
Target Price 1 : 189
Target Price 2 : 201
Stop Loss : 154
SSIA
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 382
Target Price 1 : 408
Target Price 2 : 442
Stop Loss : 358
BBRI
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 4540
Target Price 1 : 4820
Target Price 2 : 4930
Stop Loss : 4280
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha