EmitenNews.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membuka destinasi wisata di beberapa wilayah yang telah memenuhi syarat. Pembukaan setahap demi setahap di tengah pandemi Covid-19 yang mulai melandai ini, mengedepankan protokol kesehatan yang terintegrasi. Harapannya sektor pariwisata kembali pulih sebagai ekosistem perekonomian yang berefek domino (multiplier effect) terhadap sektor bisnis lainnya.


Guna menangkap peluang ini, pelaku usaha pariwisata dipacu untuk mempererat kolaborasi bisnis, beradaptasi dan berinovasi dengan menawarkan paket wisata yang terkustomisasi, digitalisasi, mengintegrasikan pariwisata berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ekonomi kreatif dan kearifan lokal untuk menarik minat wisatawan. Demikian rangkuman WeWo webinar series Pemulihan Ekonomi Nasional bertajuk "Peluang Kebangkitan Pariwisata Nasional" yang diselenggarakan pada Selasa (26/10/2021).


Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, mengatakan pemerintah merespons dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap pariwisata seiring perubahan paradigma pariwisata berkualitas, berkelanjutan dan, inklusif. “Pengembangan pariwisata domestik yang lebih resilien, kita melihat tahun 2019 sebelum pandemi ini tercatat wisatawan domestik melakukan 282,93 juta perjalanan dengan total pengeluaran senilai Rp307,35 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan wisatawan mancanegara yang tercatat senilai Rp280 triliun dengan jumlah 16,11 juta turis asing."


Data ini memandu pemerintah dan seluruh ekosistem pariwisata untuk mengimplementasikan strategi pengembangan pariwisata domestik. Untuk mencapai ini, Angela menyebutkan Kemenparekraf meningkatkan kualitas ekosistem pariwisata yang mencakup destinasi wisata, SDM, tata kelola serta manajemen, pengembangan wisata berbasis ekonomi kreatif, kearifan lokal, dan UMKM serta pengembangan ekosistem pariwisata digital.


"Seluruh pelaku pariwisata perlu melihat peluang digitalisasi, mulai penggunaan teknologi untuk efisiensi, mempermudah akses dan peningkatan kualitas layanan kepada wisatawan," ujar Angela.


Kunjungan internasional melalui bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dibuka pada 14 Oktober 2021. Kemenparekraf berupaya memulihkan kondisi ekonomi dan pariwisata di Tanah Air. Pemulihan pariwisata akan dilakukan secara bertahap, seperti wisatawan mancanegara (wisman) yang sudah diizinkan kembali masuk ke Indonesia, dengan destinasi khusus di Bali dan Kepulauan Riau.


Kemenparekraf optimistis bisnis pariwisata akan bangkit  dan memulihkan perekonomian. Pemerintah menetapkan destinasi tujuan wisata lain yang akan dikembangkan agar setara dengan Bali, yang disebut dengan Superprioritas, antara lain Danau Toba di Sumatera Utara.


Betsy Dian Astri, Pelaksana Tugas (Plt) Koordinator Strategi dan Komunikasi Direktorat Minat Wisata Khusus Kemenparekraf, menjabarkan pemulihan industri pariwisata adalah memberikan insentif paket wisata. Lainnya, melaksanakan MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) pemerintah, travel bubble, pemulihan lapangan kerja parekraf, penerapan CHSE. Kemudianhibah pemulihan dunia usaha, penyelesaian pembangunan lima destinasi wisata super prioritas, revitalisasi Bali dan destinasi unggulan lainnya (Batam-Bintan, Bandung, dan Banyuwangi).


Pemerintah juga memperluas pasar wisata dengan mengembangkan tourism hub, niche tourism package, penataan destinasi dan desa wisata serta memperkuat infrastruktur pariwisata ekonomi kreatif. Kemenparekraf menjalankan beberapa strategi. Tahun lalu ada edu trip dengan melibatkan blogger supaya ada pergerakan wisatawan nusantara dengan prokes ketat.


“Kemudian ada MICE pemerintah untuk menyokong industri perhotelan. Dalam waktu dekat Indonesia akan jadi host Superbike di Mandalika, ini peluang untuk pemulihan pariwisata. Ajang World Superbike (SBK) akan digelar di Pertamina Mandalika International Street Circuit di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 19-21 November 2021.


Pada kesempatan ini, Eddy Sunyoto, Wakil Ketua IV ASITA (Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies), mengusulkan pemerintah dan para pemangku kepentingan pariwisata berdiskusi lebih lanjut. Tujuannya, merumuskan pola perjalanan wisata (travel pattern) terbaru yang sesuai destinasi wisata. Travel pattern kata dia, akan memandu perubahan dan gaya berwisata. “Kami sangat optimistis peluang kebangkitan pariwisata nasional itu terbuka lebar, ditunjang regulasi yang adaptif di kondisi pandemi.”


Eddy Sunyoto menyebutkan, anggota IATA sebanyak 7 ribu anggota, terdampak lantaran roda bisnis terhenti. Untuk itu, IATA menyampaikan usulan agar dunia pariwisata nasional kembali atraktif. Perlu, regulasi yang mendukung wisatawan mancanegara nyaman berwisata ke Indonesia.


“Permohonan kami kepada pemerintah adalah menyederhanakan prosedur kepada wisatawan dari 19 negara yang diizinkan memasuki Indonesia sehingga mereka nyaman, seperti sebelum pandemi," kata Eddy Sunyoto. ***