Khawatirkan Pelambatan Ekonomi Global, Indeks Saham Asia Dibuka Beragam
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Selasa (17/5) dibuka variatif (mixed) dengan kecenderungan naik.
Semalam indeks saham utama di Wall Street semalam juga berakhir mixed karena sentimen pasar yang masih tertekan oleh kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi global di tengah tingginya tingkat inflasi.
"Investor mencerna rilis serangkaian data ekonomi Tiongkok yang keluar lebih rendah dari ekspektasi dan memperlihatkan runtuhnya aktifitas ekonomi akibat penerapan kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus Covid-19," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Industrial Production Tiongkok turun tajam 2.9% Y/Y di bulan April setelah tumbuh 5.0% Y/Y di bulan Maret. Penjualan Ritel menyusut 11.1% Y/Y di bulan April di tengah luasnya dan ketatnya penerapan kebijakan Lockdown. Penurunan Penjualan Ritel ini terjadi menyusul penurunan 3.5% Y/Y di bulan Maret. Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investments) tumbuh 6.8% Y/Y selama empat bulan pertama tahun 2022.
Dari AS, investor bereaksi atas rilis data Empire State Manufacturing Survey yang secara tak terduga mencatatkan penurunan bulanan kedua dalam tiga bulan terakhir dengan anjlok 36 poin ke level -11.6 di bulan Mei ini.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 5 bps menjadi 2.88%. Karena investor menantikan sejumlah rilis data ekonomi penting nanti malam seperti estimasi kedua pertumbuhan ekonomi (PDB) 1Q22 Uni Eropa, Penjualan Ritel bulan April AS serta Industrial Production bulan April AS.
Dustin memperkirakan investor akan memantau petunjuk mengenai arah kebijakan moneter melalui pidato ketua bank sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell dan Presiden bank sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde besok. "Investor juga akan memantau perkembangan dari pertemuan para menteri keuangan dan pejabat bank sentral kelompok G7 pada hari Rabu," sambungnya.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah bergerak naik karena kelangkaan produk olahan dari minyak mentah memicu kekhawatiran mengenai pasokan untuk musim panas di AS dan Eropa sehingga mendongkrak harga BBM di SPBU ke level yang lebih tinggi lagi.
Untuk perdagangan di BEI hari ini Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi menguat dengan rentang support 6.525 - resistance 6.650. Adapun saham-saham yang diunggulkan sebagai berikut.
CMRY
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 4030
Target Price 1 : 4280
Target Price 2 : 4340
Stop Loss : 3780
AGII
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1810
Target Price 1 : 1960
Target Price 2 : 2090
Stop Loss : 1660
SMMT
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1180-1190
Target Price 1 : 1340
Target Price 2 : 1410
Stop Loss : 1020
TECH
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 4330
Target Price 1 : 4890
Target Price 2 : 5210
Stop Loss : 3770
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha