Sementara seorang perwakilan pengurus Koperasi Nelayan Paloh Jaya, Ilham Sehan mengaku merasakan manfaat dari kegiatan Ditjen PDSPKP KKP tersebut. Menurutnya, bantuan Pemerintah berupa sarana dan prasarana pasca panen bisa membantu menjaga mutu udang produksi. "Sangat bermanfaat, karena udang dari koperasi tetap baik hingga masuk cold storage,” ujar Ilham.

 

Atas keberhasilan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas memastikan dukungannya dalam pengembangan KDS. Seperti yang disampaikan Plt. Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, Uray Heriansyah, “Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas mendukung kegiatan pengembangan Klaster Daya Saing berbasis komoditas udang ini dan nantinya akan bersinergi untuk mereplikasi ke lokasi lainnya di daerah Kabupaten Sambas”.  

 

Lebih lanjut Uray menuturkan bahwa Pengembangan Klaster Daya Saing Udang memberikan dampak positif bagi masyarakat Sambas. “Adanya Klaster Daya Saing ternyata dapat mempekerjakan masyarakat yang kehilangan pekerjaan, terutama masyarakat pekerja migran yang tidak dapat kembali ke Malaysia disebabkan pandemi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Sambas,” tutur Uray.

 

Sebagai informasi, KDS sendiri adalah kumpulan dari berbagai unit usaha kelautan dan perikanan yang berhubungan secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Ekosistem ini kemudian difasilitasi program pengembangan usaha agar memiliki daya saing SDM, produk, dan perusahaan, serta mampu mengangkat daya saing daerah dan nasional. 

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut Indonesia bisa menguasai pasar udang dunia. Hal ini didasarkan kontribusi Indonesia terhadap pemenuhan pasar udang dunia rata-rata sebesar 6,9 persen dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 

 

"Potensi pasar ini harus kita garap, khususnya pasar yang memberikan nilai tinggi terhadap udang produksi Indonesia, agar Indonesia mampu menguasai pasar udang dunia," kata Menteri Trenggono.