EmitenNews.com -PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI terus menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui dukungan pendanaan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hingga akhir Juni 2024, BNI berhasil menyalurkan kredit ke segmen UMKM dengan nilai mencapai ratusan triliun rupiah, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) bersubsidi dan non-KUR.

Penyaluran kredit ke sektor UMKM ini menyumbang lebih dari 10% dari total portofolio kredit yang dimiliki BNI, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5% per tahun dalam lima tahun terakhir. Hal ini mencerminkan komitmen kuat BBNI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Salah satu analis pasar modal, Jonathan Gunawan dari Trimegah Sekuritas, menilai langkah BNI sangat sejalan dengan prinsip ESG. "Komitmen BNI dalam menciptakan bisnis berbasis ESG terlihat dari pencapaian portofolio keberlanjutan yang mencapai Rp 179,1 triliun, atau 25% dari total kredit BNI per 30 Juni 2024. Sebanyak Rp 110 triliun di antaranya telah disalurkan untuk pembiayaan dan pemberdayaan UMKM, sementara Rp 69 triliun disalurkan untuk pembiayaan hijau (green financing)," jelasnya.

Selain KUR, BNI juga memiliki program BNI Wirausaha (BWU) untuk mendukung usaha kecil produktif dengan plafon pinjaman mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar. Program BWU ini dapat diakses melalui lebih dari 250 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. BNI juga berkomitmen untuk mempercepat penyaluran KUR dan BWU di tahun 2024 dengan menyediakan layanan khusus di luar jam kerja, baik untuk akad kredit baru maupun restrukturisasi.

Pemerintah sendiri telah menetapkan target penyaluran KUR untuk BNI sebesar Rp 18 triliun pada tahun 2024. Untuk memastikan kualitas kredit tetap terjaga, BNI menerapkan strategi manajemen risiko yang ketat dengan fokus pada kualitas aset. Bank ini menargetkan rasio kredit macet (NPL) di bawah 3% pada tahun ini.

Langkah-langkah strategis yang dilakukan BNI untuk menjaga kualitas kredit UMKM mencakup fokus pada pasar yang dipilih secara selektif, pengembangan ekosistem digital, dan kerjasama dengan mitra strategis. Selain itu, BBNI telah mengadopsi digitalisasi penuh dalam proses kredit end-to-end serta mengimplementasikan sistem penilaian berbasis teknologi yang diperbarui secara berkala.

Kinerja positif BNI dalam mendukung UMKM juga tercermin dari akuisisi PT Bank Mayora pada 2022, yang kini telah bertransformasi menjadi hibank. Setelah rebranding pada Mei 2023, hibank berhasil meningkatkan total deposito hingga 44% menjadi Rp 11,1 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 85% menjadi Rp 8,8 triliun, dengan 32% kredit disalurkan ke sektor UMKM.

Komitmen BNI untuk memperkuat sektor UMKM ini diharapkan dapat semakin mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia, sejalan dengan prinsip ESG yang menjadi fokus utama bank ini dalam menjalankan bisnisnya.