EmitenNews.com - Novi Ekawati, berhasil mengubah limbah akar bambu menjadi patung bebek berkualitas ekspor. Limbah bambu di tangan perajin asal Surakarta itu, menginvasi pasar Jerman. Mengusung bendera Imanuella Craft, di Klaten, dan Surakarta, Novi telah merintis usaha sejak sejak 2013 silam.  

Ide usaha itu, muncul kala Novi melihat kerajinan patung bebek dengan warna natural, dan polos dari Facebook temannya. Berbekal referensi di internet, Novi berkreasi membuat patung bebek dengan berbagai motif untuk menarik buyers luar negeri agar dapat menembus pasar mancanegara. 

“Setelah melihat jualan teman saya di Facebook, saya berpikir kerajinan patung bebek ini dapat dikembangkan dengan sentuhan motif-motif khas Indonesia yang dapat menarik perhatian,” urai Novi. 

Novi tidak sekadar memahat, dan mengukir patung bebek, namun juga dilukis dengan beragam motif lucu dan cantik. Kreativitas Novi ini awalnya memikat pembeli pasar lokal untuk home decor rumah. Novi lalu mencoba mencari pasar ekspor dengan aktif memanfaatkan berbagai program pemerintah, salah satunya mengikuti Coaching Program for New Exporter (CPNE) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada 2017 lalu. 

Melalui program CPNE, Novi mendapat berbagai benefit seperti mengikuti pameran Trade Expo Indonesia (TEI), salah satu pameran dagang berskala internasional terbesar Indonesia. Nah, dari ajang itu, Novi mengambil kesempatan menjajaki produk, dan memperluas jaringan internasional. 

Novi memanfaatkan media sosial seperti instagram untuk mendapat buyers luar negeri. Novi menyiapkan sampel terlebih dahulu sebelum pembeli melakukan pemesanan. Dengan begitu, pembeli bisa melihat dan memastikan bebek kerajinan sesuai permintaan buyer. Berbagai koleksi dan sampel kerajinan patung bebek karya Novi dapat dilihat di akun instagram @imanuellacraft. 

Banyak pembeli luar negeri tertarik dengan patung bebek bambu tersebut. Menurut pembeli, patung bebek made in Imanuella Craft memiliki keunggulan seperti lukisan detail, dan permukaan halus. Patung bebek buatan Novi telah diekspor ke Inggris, Jerman, Denmark, hingga Brunei Darussalam secara satuan untuk oleh-oleh. Baru-baru ini, Novi berhasil mengekspor satu kontainer boneka bebek ke Jerman dengan nilai ekspor USD53,3 ribu. 

Kehadiran Imanuella Craft juga turut memberikan kontribusi ekonomi masyarakat. Mulai dari masyarakat pengumpul akar bambu hingga para perajin di sekitar lokasi usaha Imanuella Craft. Kondisi itu, membuat keberlangsungan usaha Imanuella Craft menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. 

“Imanuella Craft makin bisa jadi berkat bagi banyak orang, termasuk para perajin sudah menggantungkan hidup bersama Imanuella Craft. Pesanan terus mengalir dari berbagai sumber,” tegasnya. 

Kepala Divisi SMEs Advisory Service LPEI, Maria Sidabutar, mengatakan keberhasilan Novi Ekawati merupakan tujuan LPEI dalam mendorong pelaku UKM menembus pasar global, sekaligus memaksimalkan kontribusi UKM dalam menciptakan manfaat luas bagi kesejahteraan, pembukaan lapangan kerja, dan memperkenalkan produk lokal ke pasar internasional. 

Maria menjelaskan, pelaku usaha berorientasi ekspor dapat mengikuti program CPNE besutan LPEI. Program CPNE memberi pemahaman seluk beluk tentang ekspor. Di antaranya mengenai dokumen ekspor, korespondensi ekspor, dan tata cara menghitung harga ekspor. 

“Dukungan LPEI tidak hanya memberi manfaat bagi pelaku UKM, namun kita ingin menciptakan multiplier effect, dari kontribusi UKM binaan sehingga dapat memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat,” ucap Maria. (*)