Bhima Yudhistira memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 hanya akan mencapai 4,7%–4,9%, lebih rendah dari target 5%. "Motor pertumbuhan ekonomi masih bisa didorong karena Indonesia memiliki peluang besar dengan aktifnya peran Presiden dalam diplomasi dagang dan investasi. Kunjungan Presiden ke berbagai forum harus ditindaklanjuti dalam realisasi investasi yang lebih berkualitas serta memperbaiki kesiapan infrastruktur pendukung domestic termasuk sumber energi terbarukan," ungkapnya.

Ia menambahkan, beberapa faktor yang memengaruhi proyeksi ini meliputi:

Nilai Tukar Rupiah: Dolar AS diperkirakan mencapai Rp16.200–Rp16.700 akibat kebijakan The Fed dan administrasi Presiden AS Donald Trump.

Kontribusi Komoditas: Sektor komoditas belum menjadi andalan yang signifikan untuk mendorong devisa.

Kebijakan Domestik: Kenaikan PPN dapat menekan daya beli masyarakat dan memperluas pasar barang ilegal.

"Meski menantang ,tetapi sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, pendidikan, konstruksi, dan bioekonomi diproyeksikan mendapatkan dukungan penuh pemerintah untuk tetap tumbuh positif tahun depan," tambah Bhima.

Tagor Sidik Sigiro menggarisbawahi bahwa beberapa provinsi seperti Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Timur menunjukkan pertumbuhan tinggi, berkat investasi besar di sektor unggulan. Namun, ia memperingatkan bahwa pelaku usaha kemungkinan akan berada dalam survival mode hingga 2025, mengingat kebijakan fiskal saat ini menjadi tantangan utama.

Tantangan Utama di Depan Mata

Bhima menyoroti bahwa implementasi program pemerintah dan pembiayaannya harus diperhatikan agar tidak berdampak negatif pada sektor riil, khususnya ritel dan kelas menengah. "Diplomasi ekonomi yang strategis dapat mengurangi dampak perang dagang dan memperkuat posisi Indonesia di hadapan mitra dagang tradisional dan non-tradisional," jelasnya.

Tagor menambahkan, "Pebisnis tentu akan bertahan dengan cara mereka masing-masing, tetapi kebijakan pemerintah yang lebih ramah bisnis akan memperlancar aktivitas ekonomi dan meningkatkan kepercayaan pelaku usaha."

Rekomendasi Strategis untuk 2025

Para pembicara sepakat bahwa langkah-langkah berikut dapat membantu Indonesia menghadapi tantangan 2025:

  1. Penguatan Diplomasi Ekonomi: Menarik investasi asing melalui kebijakan yang lebih terbuka dan kompetitif.
  2. Dukungan pada Sektor Strategis: Fokus pada sektor energi terbarukan, pertanian, Pendidikan, serta perumahan.
  3. Penerapan ESG: Menjadi prioritas dalam kebijakan nasional untuk keberlanjutan ekonomi.
  4. Kebijakan Fiskal yang Ramah Bisnis: Merancang kebijakan pajak dan insentif yang mendorong iklim investasi positif.