EmitenNews.com - Hero Supermarket (HERO) mendivestasi aset senilai Rp355 miliar. Aset itu, berupa tanah, bangunan, termasuk aset bangunan, toko dalam bangunan berlokasi di komplek Bumi Serpong Damai Blok CBD II.5 Jalan Pahlawan Seribu/Jalan Kapten Soebijanto Hadijojokusumoh, Lengkong Gudang, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.


Aset tanah seluas 25 ribu meter persegi (m2), bangunan dua lantai, dan total luas bangunan lantai 23.218,37 m2 tersebut dijual kepada Pasifik Internusa. Nilai transaksi itu 37,84 persen dari ekuitas perseroan Rp938,13 miliar berdasar laporan keuangan konsolidasian berakhir pada 31 Desember 2022. 


Transaksi itu diawali dengan pembayaran uang muka Rp35,50 miliar kepada penjual paling telat pada 10 Februari 2023. Pembayaran pelunasan Rp319,50 miliar akan diterima penjual selambatnya pada saat ditandatanganinya akta jual beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) berwenang, dan  para pihak sepakat pembayaran uang muka, dan pembayaran pelunasan akan dibayarkan dengan cara transfer ke rekening Penjual.

Transaksi itu dilatari pertimbangan bisnis digunakan manajemen perseroan. Di mana, divestasi aset akan mengurangi leverage, dan memperkuat posisi keuangan. Pengurangan leverage juga akan mengurangi pembayaran bunga di masa depan, dan mendapat keuntungan dari penjualan properti yang akan mendukung profitabilitas perseroan. 


”Transaksi itu, juga diharapkan akan memberikan keyakinan tambahan kepada pemberi fasilitas pinjaman di tengah kondisi perdagangan saat ini,” tulis Iwan Nurdiansyah, Corporate Secretary Hero Supermarket.


Penuntasan transaksi itu, berdampak pada penerimaan kas bersih Rp346,12 miliar setelah pajak. Di mana, Rp213 miliar untuk membayar utang, dan saldo kas meningkat sebesar Rp133,12 miliar. Beban bunga pinjaman bank jangka pendek perseroan diperkirakan menurun karena mengurangi pinjaman bank jangka pendek Rp213 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi akan meningkat Rp355 miliar. 


Sepanjang tahun lalu, Hero Supermarket meraih laba tahun berjalan Rp59,111 miliar, membaik dibanding tahun 2021 tercatat rugi Rp963,52 miliar. Alhasil, defisit menyusut 2,5 persen menjadi Rp2,301 triliun. Itu juga mendorong perseroan mencatat laba per saham Rp14.


Pendapatan bersih naik 27 persen menjadi Rp4,436 triliun, didukung pertumbuhan penjualan gerai IKEA, Hero, dan Guardian. Beban pokok pendapatan bengkak 31,5 persen menjadi Rp2,582 triliun. Tapi laba kotor meningkat 22,2 persen menjadi Rp1,854 triliun.


Sayangnya, beban usaha melonjak 9,2 persen menjadi Rp1,874 triliun. Demikian juga dengan beban keuangan naik 62,8 persen menjadi Rp386,44 miliar. Akibatnya, perseroan mengalami rugi sebelum pajak Rp388,77 miliar. (*)