EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,33 persen menjadi 8.640. Sektor industrial membukukan penguatan terbesar, dan sektor basic materials mengalami koreksi terbesar. Secara teknikal, Stochastic RSI bergerak menguat area pivot. Histogram MACD masih bertahan area positif.

Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 5 Desember 2025, indeks diperkirakan kembali menguji level support 8.550, dan posisi resistance 8.650-8.670. Sementara itu, rupiah ditutup melemah ke level Rp16.653 per dolar Amerika Serikat (USD), di tengah lompatan dolar AS terhadap mata uang negara-negara kawasan Asia.

Investor akan mencermati data cadangan devisa November 2025. Revisi Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) merupakan payung hukum baru untuk memperbarui seluruh fondasi pengaturan, pengawasan, dan tata kelola sektor keuangan Indonesia. 

P2SK mencakup penataan ulang kewenangan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Nah, untuk kali pertama, BI tidak hanya bertugas menjaga stabilitas rupiah, dan sistem pembayaran, tetapi juga secara eksplisit diarahkan mendukung pertumbuhan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja.

Perubahan mandat tersebut mendorong BI untuk lebih aktif masuk sektor riil, sekaligus memastikan kebijakan moneter tetap mampu meredam gejolak eksternal. OJK menegaskan P2SK mengubah lanskap industri keuangan, terutama perbankan, dan pasar modal. P2SK juga memperluas kewenangan OJK dalam pengaturan aset kripto, tokenisasi, hingga real-world asset.

Sekaligus memperkuat posisi LPS dalam proses resolusi lembaga keuangan. Berdasar data dan fakta itu, Phintraco Sekuritas menyarankan invvestor mengoleksi saham Bank BRI (BBRI), Surya Semesta Internusa (SSIA), Ultrajaya (ULTJ), Mayora Indah (MYOR), dan Erajaya (ERAA). (*)