Lewati 2 Tahun Penuh Tantangan, Megalestari Epack (EPAC) Siapkan 4 Strategi di 2024
EmitenNews.com -PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) mengakui bahwa tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2022 hingga kuartal III-2023 cukup berat karena dampak jangka panjang Pandemi yang mempengaruhi aktivitas produksi perseroan.
Disisi lain, emiten kemasan ini juga mengakui ada faktor hambatan customer yang juga mempengaruhi kebijakan produksi dan daya beli customer dipengaruhi kenaikan suku bunga BI yang naik dari 3.5 persen di tahun 2021 menjadi 6 persen di 2023 yang membuat kegiatan ekonomi nasional melambat.
Lalu hal selanjutnya yang membuat bisnis perseroan tersendat adalah lonjakan harga sejumlah komoditas atau bahan baku, hingga mengakibatkan ketidakstabilan karena adanya peristiwa geopolitik internasional.
Namun, manajemen perseroan dalam materi papan publiknya menyebut prospek usaha mulai terlihat di tahun depan seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 diperkirakan tetap tumbuh 4.5 hingga 5.3 persen.
Lalu ada juga faktor Peningkatan konsumsi Pemerintah dan Masyarakat yang disebabkan oleh Pemilu serentak dan Pilkada 2024.
Kemudian Suku Bunga BI diprediksi mulai turun di 2024 yang memberi efek positif pada pertumbuhan kegiatan ekonomi.
Industri kemasan akan tumbuh dengan CAGR 8.04% dari 2023 sampai dengan 2028 dengan sektor flexible packaging yang paling mendominasi (sekitar 44%).
Plastik dan produk turunannya memiliki demand tinggi yang tercermin dari nilai impor produk plastik yang sudah melewati level pra -pandemi (2019: USD 8.7 milyar vs 2022: USD 11.12 milyar ).
Dalam upaya peningkatan kinerja, Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) memiliki empat strategi bisnis, utamanya melakukan ekspansi pasar ke luar bagian barat pulau Jawa untuk dapat menjangkau industri mamin dan UMKM lebih jauh.
Kemudian yang kedua, EPAC akan mengadakan seminar dan mengikuti berbagai expo untuk menjaring pelanggan baru, termasuk melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kemasan ke sektor UMKM.
Langkah ketiga yang ditempuh untuk meningkatkan kinerja adalah peningkatan efisiensi di semua lini operasional dan terakhir atau langkah ke empat yaitu menambah line produksi platform digital.
Related News
Bergerak Liar, BEI Akhirnya Gembok Saham KARW
Petinggi Emiten TP Rachmat (DRMA) Tampung Lagi Rp1.065 per Lembar
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya
MEDC Siap Lunasi Obligasi Rp476,3 M, Telisik Sumber Dananya
Pendapatan Oke, Laba NCKL Kuartal III 2024 Tembus Rp4,83 Triliun