EmitenNews.com - Indeks-indeks Wall Street menyudahi perdagangan Jumat, 14 Februari 2025 kembali mixed. Penyusul hasil itu, indeks-indeks Wall Street mencatat penguatan mingguan pekan lalu. Sentimen utama dari penundaan pengumuman reciprocal tarrifs Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Itu setelah Presiden AS, Donald Trump memerintahkan review terhadap kebijakan tersebut. Faktor lain, perlambatan pertumbuhan retal sales edisi Januari 2025 sebesar 4,2 persen dari periode Desember 2025 di kisaran 4,36 persen. Saat ini, tampaknya bad news data ekonomi merupakan good news terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan the Fed.

Oleh karena itu, IHSG diperkirakan cenderung mengakhiri fase konsolidasi. Sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 17 Februari 2025, indeks akan menjelajahi support area 6.550, dan posisi resistance di kisaran 6.750. Pendeknya, sepanjang pekan ini, indeks akan menguji posisi di level 6.700-6.750. 

Secara teknikal, Stochastic RSI mulai bergerak naik dari oversold area bersamaan dengan penyempitan negative slope pada MACD. Nah, dari data ekonomi, nilai ekspor Januari 2025 diperkirakan tumbuh 6,99 persen dibanding Desember 2024 di level 4,78 persen. Perbaikan kinerja ekspor itu, cenderung melanjutkan tren positif sejak kuartal IV-2024. 

Di sisi lain, nilai impor Januari 2025 juga tumbuh 9,95 persen dibanding periode Desember 2024 di level 11,07 persen. Kemudian, dari eksternal, pasar akan mencermati serangkaian pidato petinggi the Fed. Di antaranya Harker dari Philadelphia, dan perwakilan Dewan Gubernur, Bowman dan Waller awal pekan ini.

Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Charoen (CPIN), Pakuwon Jati (PWON), MAP Aktif Adiperkasa (MAPA), Indika Energy (INDY), Energi Mega Persada (ENRG), dan Semen Indonesia alias SIG (SMGR). (*)