Menerawang Kondisi Ekonomi 2023: Indonesia Tetap Kuat di Tengah Tantangan
Prospek pertumbuhan jangka panjang akan tetap positif. Strategi plus one China, yang melibatkan diversifikasi investasi bisnis dan ekosistem rantai pasok, telah terbukti penting bagi pertumbuhan ekonomi ASEAN. Jika diposisikan dengan baik dalam diversifikasi ekonomi, seperti contohnya di Malaysia, kini berada di posisi yang tepat untuk menerapkan sistem rantai pasok bernilai menengah hingga tinggi, sementara Indonesia juga ingin mengejar ketinggalan secara agresif. Selain itu, negara-negara seperti Vietnam tetap menjadi sumber terpenting dari manufaktur dan produksi padat karya. Dengan kondisi ini, ASEAN diperkirakan masih akan dapat mengalami pertumbuhan yang menjanjikan di tahun-tahun mendatang.
Perekonomian global menghadapi tantangan baru, sebagian disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, tetapi juga ada perubahan dalam lanskap ekonomi, sosial dan politik yang lebih luas. Di saat aktivitas ekonomi meningkat dengan banyaknya bisnis yang menyesuaikan diri dengan cara kerja baru dan mendapatkan keuntungan dari permintaan pelanggan yang sempat terhambat, maka sekarang kita dapat melihat bahwa biaya energi dan biaya input yang melonjak, inflasi yang tinggi dan kepercayaan konsumen yang lemah diprediksi akan mengarah pada resesi global.
"Lembaga dan anggota kami akan berada di garis depan saat kami berupaya membantu jalannya bisnis dan ekonomi melalui masa-masa sulit ini, sama seperti yang kami lakukan selama pandemi COVID,” ungkap Julia Penny, Presiden ICAEW saat gelaran ICAEW Economic Insight Forum Q4 2022 yang berlangsung 1 Desember 2022 lalu. Di acara ini, hasil temuan dari Economic Forecast dipresentasikan oleh Priyanka Kishore Head of India & South-East Asia Macro Services di Oxford Economics.
Bersama Julia hadir juga para panelis lain yaitu Nik Shahrizal, Risk Assurance Partner PwC Malaysia; Reuben Wales, Head of Financial Services ICAEW; dan Wael Mansour, Senior Economist di World Bank Group. Keempatnya bergabung dalam diskusi mendalam tentang proyeksi transformasi ekonomi yang dihadapi negara-negara setelah pemilihan umum, keputusan investasi jangka panjang, kenaikan suku bunga dan inflasi.
Diskusi ini juga menggali tantangan yang dihadapi ketika melakukan transisi ke net zero emission, dengan catatan bahwa banyak langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari net zero emission pada tahun 2050. Selain itu, sepanjang acara juga banyak diskusi berlangsung tentang potensi insentif yang dicari para pelaku bisnis dari pemerintah, yang menunjukkan bahwa hal ini bisa memengaruhi perjalanan usaha mereka dalam transisi hijau.
Pelonggaran pembatasan wilayah di China akan memberikan dampak yang minim. Meskipun adanya ketidakpastian dari situasi pembatasan wilayah dan tindakan ekstrem untuk menekan tingkat infeksi di China, akan tetapi China masih diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian kawasan setelah mengalami peningkatan yang stabil dalam Personal Consumption Expenditure (PCE) dari sejak puncak pandemi berlangsung.
Perlambatan pertumbuhan yang signifikan akan terjadi pada tahun 2023. Di semua negara Asia, pertumbuhan PDB telah melambat secara signifikan. Di antara negara-negara ini, Singapura menonjol dengan proyeksi pertumbuhan paling lambat sebesar 0,7 persen. Selain itu, Singapura adalah satu-satunya negara yang mengalami penurunan pada tren pertumbuhan selama tiga tahun terakhir sejak 2021.
Related News
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Membaik, Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II Surplus USD5,9 Miliar