Meneropong Ancaman Krisis Global dan Peluang Investasi di Semester II-2022
Kiri-Kanan Moderator Laksmi Kanya Sidarhta pemerhati Pasar Modal dan Wakil Ketua Komite Tetap Asosiasi-Asosiasi Pertanian dan Perkebunan KADIN., Johanes Soetikno Global Fund Representatif, Dr. Telisa Aulia Falianty Pengamat Ekonomi UI, Liza C. Suryanata Head Of Research NH Korindo Sekuritas, Dr. Hans Kwee, CSA, CIB, PFM praktisi Pasar Modal Indonesia
Pulihnya kondisi pasca pandemi maka ENAK harus bisa mengambil momen dimana masyarakat mulai bergairah lagi dimana kebutuhan F&B adalah sesuatu yang tidak mungkin tidak di cari oleh masyarakat, maka dari itu kami tetap melakukan ekspansi. Sampai semester I ini kami sudah membuka 19 store baru dan di semester II akan lebih banyak lagi store yang akan di buka. Treck record kami di 2019 bisa membuka hingga 82 store dan hingga Juni 2022 kami telah memiliki 285 store F&B. "Kami percaya potensi Champ Resto masih sangat besar bisa lebih ekspansi di waktu yang akan datang," tutup Christopher Supit.
Johanes Soetikno sebagai Global Fund Representative yang pernah menjabat sebagai CEO Valbury asia Securities mengatakan, Indonesia ini memang menarik dari segala sisi tapi sayangnya kurangnya campaign dari untuk memperkenalkan itu.
Jika kita bicara pelaku industri keuangan dan pasar modal ingin menu yang komprehensif atau harus ada detailnya. Dan itu yang kita harapkan bahwa emiten bisa menawarkan hal terbaik yang bisa mereka tawarkan.
"Reksadana itu jika keluar dari market tidak bisa diam, maka harus mencari alternatif lain untuk kembali memberikan imbal balik terbaik," kata Johanes
Intinya emiten harus membuat menu yang detail dan menarik untuk menarik minat para investor baik itu dari batubara, mineral, sawit, industri manufaktur, dan berbagai sektor lain, tutup Johanes.
Dr. Telisa Aulia Falianty Pengamat Ekonom Universitas Indonesia, mengatakan terkait menu komprehensif yang harus disajikan oleh Indonesia. Salah satu kelebihan indonesia adalah bisa mengambil momentum tertentu untuk kembali bangkit dari terpaan pandemi. Dimana beberapa negara harus mengalami nasib yang kurang baik hingga krisis.
Peluang investasi di tengah krisis global saat ini di hoasi katalis masih tingginya harga komoditas, mobilitas masyarakat global pulih yang mengakibatkan pemulihan aktivitas ekonomi, Fundamental ekonomi makro yang relatif masih kuat, sinergi dan antisipasi kebijakan oleh otoritas lumayan baik, Presidensi G20 dan asesmen lembaga global kepada Indonesia, Trend digitalisasi dan energi baru terbarukan.
Downside Risk yang harus diperhatikan juga adalah kemungkinan resesi/stagflasi global Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi globa, normalisasi oleh bank sentral di dunia risiko ketidakpastian geopolitik global yang masih berlangsung, berbagai varian baru covid dan berbagai penyakit menular lainnya. Adanya ancaman ketahanan pangan dan energi dunia dan ancaman perubahan iklim, tutup Telisa.
Related News
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan