EmitenNews.com - PDI Perjuangan tetap berada di barisan kabinet Presiden Joko Widodo-Wapres Ma'ruf Amin. Bagi parpol yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu, saat ini menjaga stabilitas politik jauh lebih dikedepankan daripada sekadar manuver politik, karena suara pemilu itu ada di tangan rakyat. Jadi, meski sangat sedih ditinggal petugas partainya itu, PDIP akan menyelesaikan komitmennya dalam barisan Kabinet Indonesia Maju II.

 

"Ya, itu komitmen bagi PDIP meskipun beliau (Jokowi) sudah berubah, tetapi tugas PDIP memperjuangkan dan negara tetap dikedepankan," ujar Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto usai membuka Rapat Koordinasi Daerah DPD PDIP NTB di Mataram, Minggu (5/11/2023).

 

Dengan pilihan politik seperti itu, para menteri dari PDIP –di antaranya Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, Mensos Tri Rismaharini– diminta harus tetap bekerja menjalankan tugas bangsa dan negara. "Rakyat itu sangat cerdas, rakyat itu sangat tahu mana yang baik."

 

Hasto Kristiyanto menegaskan, sebagai partai pengusung, PDIP akan terus mengawal jalannya pemerintahan hingga berakhirnya masa jabatan Jokowi-Ma'ruf. Itu pilihan, meski dalam Pemilihan Presiden 2024, PDIP memilih jalan berbeda dengan mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud Md sebagai calon presiden dan wakil presiden.

 

"Kami mengawal Jokowi-Ma'ruf sebagai satu kesatuan sampai menyelesaikan tugas dan berakhirnya jabatan, meski pun di Pemilu ini kami memiliki pilihan berbeda kami bergerak pada Ganjar-Mahfud," tutur Hasto Kristiyanto.

 

Sebelumnya, Minggu (29/10/2023), Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, PDI Perjuangan sedang bersedih. Jajaran partai banteng moncong putih itu, sampai ke akar rumput, tidak percaya Presiden Joko Widodo akan meninggalkan mereka. Sebagai partai yang membesarkan nama Jokowi, dan keluarga, mereka tidak bisa terima hanya karena urusan Pilpres 2024, mereka ditinggalkan begitu saja. Sedihnya bukan main.

 

“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih. Luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini. Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang b erpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi,”kata Hasto Kristiyanto.


Hasto Kristiyanto sempatmengungkapkan, ketika DPP bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa fakta itu benar terjadi: Jokowi dan keluarga telah meninggalkan PDI Perjuangan.

 

PDIP merasakan kesedihan mendalam. Padahal, menurut Hasto Kristiyanto, Jokowi telah mendapat dukungan oleh akar rumput dan seluruh simpatisan PDIP sejak menjadi Wali Kota Solo hingga menjabat sebagai dua periode Presiden RI. Begitu pun untuk putranya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Wali Kota Medan Bobby Nasution. ***