EmitenNews.com - Penghimpunan dana di pasar modal terus menunjukkan tren positif sepanjang tahun ini. Berdasarkan data terbaru, nilai Penawaran Umum telah mencapai Rp135,25 triliun, dengan Rp4,39 triliun di antaranya berasal dari 28 emiten baru. 

Informasi ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Jumat (6/9).

Inarno menyebutkan bahwa masih ada 116 pipeline Penawaran Umum dengan nilai indikatif sebesar Rp41,72 triliun. Tren positif ini turut mendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat menguat 5,72 persen secara bulanan (mtd) pada 30 Agustus 2024, ke level 7.670,73, sementara secara tahunan (ytd), IHSG mengalami kenaikan sebesar 5,47 persen. 

Selain itu, kapitalisasi pasar naik 6,29 persen mtd, menjadi Rp13.114 triliun, dan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp28,77 triliun mtd.

Sektor-sektor utama di pasar modal juga mengalami penguatan, terutama sektor consumer non-cyclicals dan properti. Dari sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat sebesar Rp12,70 triliun ytd. 

Inarno juga menambahkan bahwa IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada 30 Agustus di level 7.670,73 dan terus memperbarui rekor tersebut di bulan September 2024.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga mengalami penguatan sebesar 1,71 persen mtd dan 4,41 persen ytd ke level 391,14. Yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata turun 22,75 basis poin mtd, sementara non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp39,24 triliun mtd.

Namun, pasar obligasi korporasi mencatatkan net sell dari investor non-resident sebesar Rp0,20 triliun mtd. Di sisi lain, nilai Asset Under Management (AUM) di industri pengelolaan investasi tercatat mencapai Rp841,37 triliun, naik 1,34 persen mtd, dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp498,40 triliun.

Penggalangan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) juga terus berkembang. Hingga 30 Agustus 2024, tercatat ada 17 penyelenggara yang mendapatkan izin OJK dengan total dana SCF yang dihimpun mencapai Rp1,18 triliun.

Selain itu, sejak diluncurkan pada 26 September 2023, Bursa Karbon telah mencatatkan 75 pengguna jasa dengan total volume transaksi sebesar 613.717 tCO2e dan nilai transaksi Rp37,05 miliar. 

Inarno menegaskan bahwa potensi pasar karbon masih sangat besar, dengan lebih dari 3.900 pendaftar di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI).

Dalam penegakan peraturan, OJK pada Agustus 2024 telah mengenakan sanksi administratif, termasuk pencabutan izin usaha Manajer Investasi PT Indosterling Aset Manajemen. 

Total sanksi yang dikenakan mencapai Rp5,61 miliar, serta OJK telah mengenakan denda sebesar Rp52,14 miliar atas keterlambatan pelaporan dari 588 pelaku jasa keuangan di pasar modal.