EmitenNews.com - Direktur Kewaspadaan Pangan Badan Pangan Nasional / National Food Agency (NFA) Nita Yulianis mengungkapkan bahwa ketersediaan komoditas pangan pokok strategis mencukupi menghadapi Idulfitri. Karena itu ia mengimbau agar masyarakat tidak panik dan berbelanja secara bijak sesuai kebutuhan, tidak perlu panic buying.

"Ramadan menjadi momentum yang pas untuk mengubah kebiasaan kita dari yang kerap menyisakan makanan, menjadi lebih menghargai makanan dengan menghabiskannya. Selain itu, langkah stop boros pangan bisa dimulai dari cara berbelanja yang bijak, yaitu berbelanja sesuai kebutuhan saja," tegasnya pada Rapat Koordinasi Penanggulangan Inflasi Daerah di Kementerian Dalam Negeri, Senin (24/3/2025).

Ramadan telah memasuki pekan keempat dan menjelang Lebaran, Pemerintah terus melakukan sejumlah langkah aksi stabilisasi pasokan dan harga pangan sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan dan mengendalikan laju inflasi.

“Bersama pemerintah daerah, kami terus mendorong pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menjadi salah satu andalan pemerintah sebagai stabilisator pangan pokok semakin digencarkan di tingkat daerah. Hingga saat ini (21 Maret 2025) telah terlaksana sebanyak 2.384 kali kegiatan di 31 Provinsi dan 224 Kab/Kota menggunakan APBN, APBD, maupun secara mandiri” ujar Nita.

Sebagai upaya menghadirkan pangan pokok agar lebih dekat ke masyarakat, pemerintah juga telah meluncurkan Operasi Pasar Pangan Murah yang dipusatkan melalui jaringan Kantor PT Pos Indonesia se-Indonesia.

“Operasi Pasar Pangan Murah ini berkolaborasi dengan lintas K/L, BUMN Pangan, dan pelaku usaha pangan, telah terlaksana di 3.158 titik dari target total 6.845 titik. Periode pelaksanaan OP Pangan Murah pada 24 Februari-29 Maret 2025” tutur Nita.

Strategi aksi lainnya dilaksanakan dengan memaksimalkan kerja sama antar daerah dalam bentuk program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dan memperbanyak penyebaran Kios Pangan sebagai alternatif masyarakat dalam mengakses pangan pokok strategis yang berkualitas dengan harga terjangkau juga terus digalakkan bersama pemerintah daerah.

“Hingga saat ini, terdapat 484 kios pangan di 32 provinsi dan 108 kabupaten/kota yang menyediakan bahan pangan pokok setiap hari dengan harga terjangkau,” kata Nita.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di kesempatan terpisah mengungkapkan bahwa GPM dan operasi pasar akan terus dijalankan hingga menjelang lebaran, sehingga masyarakat bisa beribadah lebih tenang, dan lebih khusyuk,

“Gerakan Pangan Murah, operasi pasar, ini untuk masyarakat luas ya, pemerintah hadir untuk menyediakan bahan pangan yang terjangkau. Adapun terkait ketersediaan pangan, itu cukup dan aman. Sudah kita hitung semua. Tinggal kita pastikan distribusinya merata dan sampai ke semua titik," ujar Arief.

“Jadi Ramadan tenang dan menyenangkan seperti arahan Bapak Presiden dapat terwujud. Tenangnya seperti apa, bahwa harga-harga akan terjangkau dan tersedia bagi masyarakat,” lanjut Arief

Pada kesempatan tersebut Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menyebutkan untuk komoditas beras dan jagung karena pada saat ini sedang berada pada puncak panen sehingga ketersediaannya mencukupi.

“Beras dan jagung yang saat ini sedang dalam masa panen, diharapkan entitas milik negara lain seperti BUMN maupun BUMD dapat juga menyerap sebagai stok sekaligus menjaga nilai tukar petani, namun sejumlah komoditas lainnya perlu diwaspadai seperti bawang merah dan cabai rawit merah” ujar Tito.

“Saya berharap Badan Pangan Nasional dapat membantu distribusi cabai dari wilayah produsen ke wilayah konsumen dengan harga tinggi menggunakan Fasilitasi Distribusi Pangan” pinta Tito.(*)