Pasar Khawatirkan Fed Kurang Agresif Turunkan Suku Bunga di 2025
prediksi dan rekomendasi saham
EmitenNews.com - Indeks AS ditutup melemah pada sesi perdagangan terakhir tahun 2024. Sepanjang tahun, Nasdaq Composite membukukan kinerja terbaik, naik 28,64% ytd, didorong oleh lonjakan saham teknologi dan booming AI.
Indeks Dow Jones meningkat 12,88% ytd, sedangkan S&P 500 mencatat kenaikan 23,31% ytd. Selain sentimen positif dari antusiasme AI, kinerja pasar yang kuat juga didukung oleh penurunan suku bunga acuan Federal Reserve sebesar 100 basis poin dan optimisme seputar potensi deregulasi dan pemotongan pajak perusahaan di bawah pemerintahan Trump.
"Namun, kekhawatiran tetap ada bahwa Fed mungkin menurunkan suku bunga kurang agresif pada tahun 2025 dibandingkan dengan tahun lalu. Ada juga kekhawatiran bahwa Trump mungkin memulai perang dagang baru, yang dapat memicu inflasi, yang mengarah pada imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi dan dolar AS yang lebih kuat," demikian Waterfront Sekuritas Indonesia dalam Tinjauan dan Prediksi Pasarnya hari ini.
Sepanjang tahun 2024, IHSG ditutup 2,65% lebih rendah. Sektor transportasi mengalami penurunan paling dalam, sedangkan sektor energi mencatatkan pertumbuhan paling tinggi.
Pada Senin, 30 Desember 2024, IHSG ditutup menguat 0,62% di level 7.079 poin. Sektor teknologi mencatatkan penguatan tertinggi, sedangkan sektor keuangan menjadi satu-satunya yang melemah. Investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp560,89 miliar, termasuk di pasar nonreguler.
Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan Waterfront Sekuritas akan bergerak di kisaran support 7.025/6.990 dan resistance 7.100/7.130. Saham pilihannya adalah: BBNI, BRPT, JPFA, CPIN, INDF, UNTR, TPIA, AMMN, MDKA, dan AKRA.(*)
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,70 Persen, Saham Ini Penyebabnya
Rp28 Triliun Masuk Kantong Pemerintah dari Lelang 8 Seri SUN, Selasa
Ditarik dari Peredaran, Dua Seri Uang Rupiah Khusus ini Sudah Tak Laku
Terseret 9 Sektor, IHSG Turun 0,58 Persen di Sesi I
PMI Manufaktur Bisa Lebih Tinggi Jika Relaksasi Impor Dicabut
375 Ribu Pengecer Naik Status Jadi Sub Pangkalan LPG 3 Kg