EmitenNews.com -Pasca deklarasi cawapres pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, pelaku pasar saham merespon positif. 

 

Namun demikian, head of research center Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, pasar saham Indonesia masih belum terlalu euforia usai deklarasi tersebut,"Saya melihat tidak terlalu surprise untuk market. Market tidak terlalu euforia atas duet Pak Ganjar dan Pak Mahfud," ujar Roger seperti dikutip di Jakarta.

 

Sebelumnya, Roger mengatakan para pelaku pasar lebih menyukai cawapres yang terlibat atau pro dengan dunia usaha. Menurutnya, kehadiran pasangan yang menjadi favorit pasar dapat menggerakkan pasar saham dalam negeri ke arah positif, khususnya saham perusahaan BUMN (IDXBUMN), berkaca dari pemilihan umum (pemilu) sebelumnya."Begitu mereka deklarasi saham naik, nah itu favorit mereka,"katanya.

 

Roger mengingatkan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) selalu bergerak ke arah positif pada saat tahun politik, ditambah apabila pasangan favorit pelaku pasar memenangi kontestasi tersebut. Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG Rabu (18/10) sore ditutup turun mengikuti bursa kawasan, seiring pasar masih mencermati konflik yang terjadi di Timur Tengah.

 

IHSG ditutup melemah 11,71 poin atau 0,17% ke posisi 6.927,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,21 poin atau 0,77% ke posisi 925,41.“Bursa Asia bergerak mixed (variatif) di tengah sikap hati-hati investor akibat semakin memanasnya peperangan antara Israel dan Hamas,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya.

 

Indeks saham di Asia sore ini, Kamis (19/10), ditutup melemah, dengan indeks saham di Korea Selatan, Hong Kong, dan Tiongkok masing-masing terpangkas sekitar 2% menjelang pidato ketua bank sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell malam ini di depan the Economic Club of New York.

 

Sejak pertemuan kebijakan Federal Reserve pertengahan September lalu, di mana suku bunga acuan dipertahankan di kisaran 5.25% - 5.50%, data ekonomi menunjukkan pasar tenaga kerja AS tumbuh lebih cepat secara mengejutkan, Penjualan Ritel tidak menunjukkan tanda perlambatan, dan berbagai indikator inflasi memberi sinyal yang tidak konsisten mengenai apakah inflasi berada dalam jalur penurunan menuju target 2% sesuai rencana Federal Reserve.

 

Ditambah lagi, terjadi aksi jual secara masif di pasar obligasi dan pecahnya konflik paling mematikan di Timur-Tengah tanpa adanya solusi dalam waktu dekat sehingga memicu kekhawatiran konflik akan melebar menjadi perang regional.

 

Powell harus bersikap sangat hati-hati dan tidak terlalu yakin atau terlalu ragu dalam pidatonya, karena jika terdengar cenderung ke arah tertentu, akan berpotensi menggoyang pasar finansial.