EmitenNews.com - Dalam kondisi tantangan global saat ini, ekonomi nasional tetap menunjukkan ketahanan yang unggul dengan pertumbuhan mencapai 5,03% (yoy) pada tahun 2024. Capaian tersebut juga diikuti dengan penguatan sejumlah indikator perekonomian seperti PMI manufaktur yang juga meningkat menjadi 51,9.


"Kondisi tersebut menunjukkan bahwa daya saing industri nasional semakin menguat, didukung oleh permintaan domestik maupun luar negeri," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech dalam acara Pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40, di Jakarta, Kamis (20/02).


Selain itu, neraca perdagangan juga terus menunjukkan surplus selama 57 bulan berturut-turut dengan total surplus sebesar USD31 miliar di tahun 2024. Kinerja ekspor terus menunjukkan tren positif terutama ke sejumlah negara tujuan seperti Amerika Serikat.


Untuk itu, Pemerintah secara konsisten terus berupaya untuk memperkuat daya saing produk-produk unggulan di pasar global. Dari segi Economic Complexity Index Indonesia naik 10 tingkat dari posisi ke-75 di tahun 2023 menjadi ke-65.


"Nah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, kita ada 4 mesin yaitu mesin konsumsi dalam negeri, mesin ekspor, mesin investasi, dan mesin government spending,” jelasnya.


Terkait dengan mesin ekspor dan perdagangan, Airlangga menyebut pemerintah telah menetapkan sejumlah strategi seperti memperkuat kerja sama perdagangan dengan berbagai negara. Salah satunya dengan mempercepat penyelesaian perundingan internasional seperti IEU CEPA, Indonesia-MERCOSUR CEPA, I-EAEU FTA, serta Indonesia-GCC FTA. Selain itu, untuk diversifikasi dan perluasan ekspor ke negara-negara berkembang di Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin juga dilakukan kerja sama baru ke berbagai fora internasional seperti BRICS, GCC, dan CP-TPP.


Untuk meningkatkan daya saing ekspor Pemerintah juga melakukan upaya hilirisasi tidak hanya pada komoditas mineral, namun juga sektor manufaktur seperti industri tekstil, makanan-minuman, furniture, barang-barang kulit, hingga produk berbasis plastik dan kertas. Selain itu, Pemerintah juga akan memperkuat dukungan pembiayaan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).


Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan TEI yang mampu menjaddi platform perdagangan internasional dan etalase bagi produk-produk unggulan Indonesia menembus pasar global.


Dengan capaian total transaksi TEI tahun 2024 yang melampaui target hingga USD22,73 miliar, Menko Airlangga berharap agar untuk penyelenggaraan tahun 2025 juga dapat melampaui target yang ditetapkan, sehingga mampu mendorong perkembangan ekonomi nasional.


Menutup sambutan, Menko Airlangga juga menekankan perlu adanya upaya yang dilakukan pelaku usaha dan eksportir Indonesia untuk dapat mempertahankan keunggulan produk yang ditawarkan, salah satunya melalui inovasi dan kreativitas.


Di era persaingan global saat ini, pelaku usaha harus mampu menghadirkan produk yang inovatif, unik, dan bernilai tambah tinggi. Untuk itu, Menko Airlangga mendorong pelaku usaha untuk lebih aktif dalam mengembangkan desain, meningkatkan standar kualitas, serta mengadopsi teknologi digital dalam rantai produksinya.


“Harapannya kalau semakin terus meningkat, maka ekonomi kita semangat karena Bapak Presiden targetnya pertumbuhan menuju 8%. Jadi di tengah ketidakpastian kalau engine export kita bisa ngebut maka ini devisa kita bisa besar,” pungkas Menko Airlangga.(*)