EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan. Itu setelah indeks berhasil mengonfirmasi whipsaw pada level MA200, dan memberikan sinyal rebound pada trend positif menuju resistance upper bollinger bands. 


”Sepanjang perdagangan, indeks akan berayun pada level terendah di kisaran 6.059, dan level tertinggi 6.150,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia. 


Momentum indikator RSI dan Stochastic menjenuh pada area dekat oversold. Itu diperkuat pergerakan mendatar. Di mana, indikator MACD memberi sinyal volatilitas harga bergerak terkonsolidasi masih membebani. Sejumlah saham laik koleksi secara teknikal antara lain Aneka Gas Industri (AGII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Erajaya Swasembada (ERAA), Indomobil (IMAS), Semen Indonesia (SMGR), Timah (TINS), dan Chandra Asri (TPIA).


Akhir pekan lalu, Indeks surplus 0,44 persen atau 26,65 poin ke level 6.094,87. Indeks sektor material dasar menguat 1,82 persen, dan transportasi naik 0,99 persen memimpin penguatan indeks sektoral. Secara mingguan, Indeks turun 0,52 persen. Namun, rata-rata volume transaksi harian meningkat 6,75 persen. Aksi jual investor pekan lalu akibat aksi tunggu taper tantrum the Fed menjadi salah satu faktor.


Sementara itu, bursa Asia berpotensi mengawali pekan kurang bergairah. Karena risiko pemulihan ekonomi lebih lambat di tengah peningkatan sentimen pelemahan inflasi. Saham Amerika Serikat (AS) pekan lalu mencatat penurunan terbesar sejak medio Juni. Itu terjadi karena investor hati-hati atas tantangan pembukaan kembali ekonomi yang disorot oleh strain virus delta. 


Pembaruan harga konsumen AS minggu ini akan menjadi bahan perdebatan investor di tengah rencana taper tantrum the Fed. Ketegangan perdagangan antara AS dan China juga akan kembali menjadi sorotan investor. Itu setelah pemerintah AS mempertimbangkan penyelidikan baru terhadap subsidi China. Sementara itu, sejumlah data ekonomi penting China akan menunjukkan pertumbuhan melemah. (*)