EmitenNews.com - Lembaga pemeringkat S&P Global mengafirmasi peringkat kredit jangka panjang Indonesia pada BBB dan jangka pendek pada A-2 dengan outlook stabil pada Selasa. S&P menilai Pemerintah akan terus menjaga defisit tahunan dalam batas maksimal 3% terhadap PDB.

S&P juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat, sekitar 5% per tahun selama 2–3 tahun ke depan, meski pertumbuhan pada tahun 2025 diperkirakan sedikit melambat akibat penurunan belanja infrastruktur.

Permintaan domestik diprediksi akan menjadi motor utama pertumbuhan didukung oleh program Pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan 3 juta rumah serta potensi investasi dari Sovereign Wealth Fund (SWF) Danantara.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Pemerintah telah menyiapkan serangkaian langkah strategis guna mendorong pertumbuhan ekonomi pada Semester II tahun 2025. Antara lain Program Makan Bergizi Gratis, Akselerasi Koperasi Desa Merah Putih, serta pembangunan tiga juta rumah sebagai bagian dari solusi perumahan nasional sekaligus untuk memacu pertumbuhan sektor konstruksi dan penyerapan tenaga kerja.

"Guna mencapai target pertumbuhan tahun 2025, diperlukan sinergi kebijakan melalui APBN dan non-APBN. Dari sisi konsumsi Pemerintah mendorong percepatan realisasi belanja di kementerian dan lembaga, terutama yang memiliki alokasi anggaran besar. Percepatan ini diperlukan untuk mendorong akselerasi penyerapan APBN," katanya seperti dilansir laman kementerian.

Sedangkan di bidang investasi, Pemerintah menekankan pentingnya peningkatan kualitas data serta aksesibilitas informasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) melalui sinergi dengan BPS.

Selain itu, langkah percepatan juga didorong dalam pelaksanaan Kredit Investasi Padat Karya, peningkatan sasaran Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), percepatan realisasi Kredit Program Perumahan, serta optimalisasi penyerapan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Di sisi lain, untuk memperkuat konsumsi rumah tangga, Pemerintah mengakselerasi pelaksanaan program padat karya tunai secara lebih optimal.

Pemerintah menyiapkan skema stimulus yang komprehensif pada masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026. Stimulus tersebut mencakup penyediaan event nasional dan bundling paket wisata, pemberian insentif PPN-DTP untuk tiket pesawat, serta diskon tarif pada moda transportasi darat dan laut seperti kereta api, kapal laut, penyebrangan, dan jalan tol.

Selain itu, tingkat inflasi diperkirakan akan terjaga pada rentang target sasaran yang ditetapkan Pemerintah dan Bank Indonesia sebesar 2,5%±1%, yaitu pada rata-rata 2,4% sepanjang 2025-2028.(*)