EmitenNews.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan meskipun penuh tantangan laju pertumbuhan dan pemulihan ekonomi terjaga dengan baik dan sejalan dengan proyeksi pemerintah.
“Data yang kemarin dirilis BPS (pertumbuhan ekonomi Indonesia 3,69%) mengkonfirmasi outlook kita yang memang sudah kita pantau paling tidak dari sejak pertengahan tahun lalu,” katanya Kamis (10/02).
Febrio mengatakan bahwa saat terjadi serangan varian delta, Pemerintah secara cepat dan responsif melakukan pengendalian dan penanganan pandemi. Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ditambahkan dan aparat di lapangan bergerak cepat untuk mengendalikan mobilitas masyarakat, sehingga laju penularan bisa relatif cepat diturunkan.
“Pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga memang tertekan. Tapi dengan penanganan kondisi pandemi yang sangat efektif kita berhasil rebound dengan sangat kuat di kuartal keempat. Ini menjadi modal bagi kita,” tambah Febrio.
APBN 2021 telah bekerja secara efektif dalam merespon dampak pandemi Covid-19. Strategi kebijakan APBN yang antisipatif dan responsif didukung partisipasi masyarakat dan sektor swasta, menjadi faktor utama laju pemulihan ekonomi. Level ekonomi pada tahun 2021 berhasil melampaui masa prapandemi (2019), menandakan pemulihan ekonomi nasional yang cepat dan kuat.
Pertumbuhan yang berkualitas juga ditunjukan dengan tingkat kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran yang berhasil diturunkan kembali di tahun 2021.
Program perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan dalam APBN efektif menurunkan tingkat kemiskinan kembali ke level single digit menjadi 9,7% per September 2021, menuju ke tren perbaikan kesejahteraan masyarakat yang telah terjadi di masa prapandemi.
“Kita tahu bahwa tekanan dari pandemi itu arahnya adalah ke aktivitas ekonomi juga, itu artinya kita harus memilih dengan sangat kuat kelompok mana yang akan kita lindungi lebih kuat," katanya.
Febrio menjelaskan sejak 2020 kelompok rumah tangga miskin dan rentan serta UMKM menjadi prioritas utama pemerintah. Dengan hal itu hasilnya seperti yang diharapkan, dimana tingkat kemiskinan berhasil diturunkan secara signifikan hana dalam satu tahun saja.
Selanjutnya, walaupun pertumbuhan ekonomi sudah positif di tahun 2021, Febrio mengatakan bahwa Pemerintah juga harus memastikan tingkat penganggurannya juga menurun.
Pemulihan ekonomi mampu mendorong tingkat penyerapan tenaga kerja yang cukup massif di tahun 2021. Hal ini terlihat dengan turunnya level pengangguran dari yang tadinya 7,07% pada tahun 2020 menjadi 6,49% pada tahun 2021.
Namun, meskipun angka ini belum kembali ke level pra-pandemi, Febrio mengatakan bahwa Pemerintah akan fokus untuk terus menurunkan angka pengangguran ini.
Untuk 2022 ini pemerintah akan memastikan perekonomian bisa tumbuh di atas 5%. "Akan tetapi kita harus pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi itu akan disertai dengan kemiskinan terus juga menurun, ketimpangan juga akan terus membaik," tandasnya.
Karenanya penciptaan lapangan kerja baru harus lebih cepat lagi supaya tingkat pengangguran bisa diturunkan ke level sebelum pandemi.(fj)
Related News
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Membaik, Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II Surplus USD5,9 Miliar