Prakiraan BMKG Cuaca Ekstrem Hingga Awal 2026, Jadi Waspadalah!
 
                                    Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Dok. iNews.
EmitenNews.com - Mari senantiasa mewaspadai cuaca ekstrim. Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi secara bertahap di sejumlah wilayah Indonesia hingga awal tahun depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Jabodetabek akan menghadapi puncak musim hujan disertai angin kencang pada November hingga Desember 2025.
Dalam keterangannya yang dikutip Jumat (31/10/2025), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, hujan lebat yang terjadi belakangan ini belum mencapai puncak musim hujan. Menurutnya, peningkatan curah hujan baru akan terjadi pada November dan berlanjut sampai Desember mendatang.
“Puncaknya sebetulnya di bulan November, Desember. Jadi kemarin itu belum puncak,” kata Dwikorita dikutip dari YouTube Kompas TV.
Pola curah hujan di Indonesia bervariasi. Untuk wilayah Indonesia bagian barat dan sebagian wilayah tengah, puncak musim hujan diprediksi berlangsung pada November hingga Desember 2025.
Untuk wilayah timur Indonesia akan mengalaminya sedikit lebih lambat, yakni pada Januari hingga Februari 2026.
Selain wilayah ini, BMKG mencatat Indonesia bagian barat dan sebagian Indonesia tengah itu puncaknya November–Desember. Sisanya Januari–Februari 2025.
Pergeseran puncak musim hujan dari barat ke timur merupakan pola umum yang terjadi setiap tahun. Musim hujan secara keseluruhan diperkirakan akan berlangsung hingga April 2026.
Karena itulah, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Pemerintah daerah juga diingatkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi menghadapi potensi cuaca ekstrem selama periode puncak hujan.
BNPB bersama Pemprov DKI Jakarta akan melakukan operasi modifikasi cuaca
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC). Mereka mengantisipasi potensi hujan lebat di wilayah Jabodetabek.
BNPB bersama Pemprov Jakarta mencermati prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengenai meningkatnya curah hujan pada November hingga Desember 2025.
Kepala BNPB Mayor Jenderal Suharyanto mengatakan, pihaknya telah mulai melakukan langkah antisipasi sejak pekan lalu. Operasi ini merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana guna mencegah terulangnya kejadian banjir besar seperti yang pernah terjadi di Bekasi dan sekitarnya.
“Untuk Jabodetabek, sebetulnya prediksi dari BMKG ini juga hujannya deras begitu. Nah sangat lebat. Nah ini kami sudah bekerja mulai tanggal 23, ya sudah seminggu satu pesawat,” ujar Suharyanto dikutip dari YouTube Kompas TV.
BNPB telah berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta untuk melibatkan Pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan modifikasi cuaca. Dukungan Pemprov DKI akan memperkuat efektivitas operasi dan mengurangi beban pemerintah pusat.
“Saya juga sudah menghubungi ke Pak Gubernur DKI untuk membantu. Pak Gubernur juga setuju hingga nanti mulai besok ini ada operasi modifikasi cuaca dari BNPB dan dari Pemerintah Provinsi DKI,” jelasnya.
BNPN berharap kerja sama lintas lembaga ini dapat membantu menekan potensi bencana hidrometeorologi di kawasan padat penduduk seperti Jakarta dan Bekasi.
“Mudah-mudahan bisa kita mitigasi, kita waspada memang menjelang Oktober, November, Desember, Januari ini jangan sampai terulang kejadian banjir di Kota Bekasi ketika itu hujannya sangat deras,” tutur Suharyanto.
Related News
 
                            Polda Jaya Bongkar Sindikat Penipu Modus Investasi Saham dan Kripto
 
                            BP BUMN Pastikan Perampingan Perusahaan Negara Jalan Terus
 
                            ESDM Ungkap Selain Tebu, Singkong Cocok Jadi Bahan Bakar Bensin
 
                            KTT APEC 2025, Indonesia Dorong Digitalisasi Inklusif dan UMKM
 
                            Bereskan Utang Whoosh, Ini Perintah Presiden Untuk Tiga Menteri
 
                            Rusak Ekosistem, Kemenhut Tindak Tambang Ilegal di Hutan Sekotong NTB
 
                     
                 
                 
             
                                 
                 
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
             
            




