EmitenNews.com—PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dipenuhi rasa optimis guna melanjutkan torehan positif kinerja untuk paruh waktu sisa semester II-2022. Emiten produsen sawit ini juga bersiap melakukan ekspansi pembangunan pabrik baru.


Hingga akhir tahun pihaknya cukup optimistis dapat mengulang capaian kinerja semester pertama lalu. Kinerja SSMS sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) global dan peraturan-peraturan pemerintah terkait industri sawit. “Sejauh ini, penjualan SSMS sangat lancar ke anak usaha yaitu PT Citra Borneo Utama (CBU). Hal ini seiring makin meningkatnya permintaan produk-produk CBU ke mancanegara,” ungkap Sekretaris Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana Swasti Kartikaningtyas, Jumat (30/9/2022).


Manajemen SSMS menargetkan mampu meraih pertumbuhan produksi CPO sekitar 6% sampai 10% pada tahun 2022. Tahun lalu, produksi CPO SSMS berada di level 444.720 ton. Dengan begitu, SSMS diproyeksikan dapat memproduksi CPO sekitar 471.403 ton sampai 489.192 ton pada tahun ini.


Swasti tidak membeberkan realisasi produksi CPO SSMS per semester pertama kemarin. Namun, Dia menegaskan SSMS terus meningkatkan kualitas ketika melakukan proses pemupukan dan pemeliharaan kebun sawit. SSMS pun gencar menggenjot penjualan ke pihak lain, di luar PT CBU.


Lebih lanjut, SSMS juga berencana membangun pabrik kelapa sawit baru. Hanya saja, pihak SSMS belum menjelaskan secara rinci terkait agenda bisnis tersebut, termasuk kebutuhan investasinya.  “Progres proyek pabrik baru akan kami umumkan pada saat yang tepat,” imbuh Swasti.


Ia memastikan, lokasi pabrik kelapa sawit tersebut ada di wilayah Kalimantan Tengah. Kawasan tersebut dekat dekat area perkebunan milik SSMS maupun pabrik kelapa sawit dan fasilitas hilirisasi lainnya yang dipunyai perusahaan tersebut.


SSMS memiliki 9 anak perusahaan sekaligus mengelola 8 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas produksi 540 ton per jam serta terdapat 1 pabrik biogas. SSMS mengoperasikan 23 perkebunan kelapa sawit inti dan plasma dengan luas area tertanam mencapai 81.168 hektare (Ha) di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.


Disisi lain, Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) bersiap membawa anak usahanya, PT Citra Borneo Utama (CBU) mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Proses IPO Citra Borneo Utama masih berjalan dan sudah sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Hanya saja, ia tidak menjelaskan waktu pelaksanaan IPO tersebut secara gamblang.


Manajemen Citra Borneo Utama disebut Swasti sudah selesai melalui proses Mini Expose beberapa waktu yang lalu. Setelah mendapatkan izin prinsip dari regulator, maka Citra Borneo Utama akan menggelar Public Expose dalam waktu dekat.


Lantas, Citra Borneo Utama mengincar dana lebih dari Rp 2 triliun dari rangkaian hajatan IPO tersebut. “Penggunaannya untuk pengembangan usaha yang telah dicanangkan dalam 5 tahun ke depan,” ujar Swasti, Jumat (30/9).


Sebelumnya, Direktur Keuangan Sawit Sumbermas Sarana Jap Hartono pernah menyampaikan bahwa Citra Borneo Utama bakal IPO dengan menggunakan laporan keuangan kuartal I-2022.


Berdasarkan situs resminya, Citra Borneo Utama berdiri pada tahun 2013 dan berkantor pusat di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Perusahaan ini mengelola bisnis hilir minyak sawit seperti pemurnian dan perdagangan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).


Saat ini, total kapasitas pabrik refinery atau pengolahan kelapa sawit Citra Borneo Utama mencapai 2.500 ton CPO per hari atau 850.000 ton CPO per tahun. Perusahaan ini juga memiliki pabrik fraksinasi berkapasitas sebesar 2.500 ton RBDPO per hari atau 850.000 ton RBDPO per tahun serta pabrik kernel crushing berkapasitas 600 ton kernel per jam atau 219.000 ton kernel per tahun.


Per semester I-2022, penjualan SSMS kepada Citra Borneo Utama meningkat 24,40% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 2,60 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,09 triliun. Kontribusi Citra Borneo Utama terhadap total penjualan SSMS di semester pertama tahun ini mencapai 80%.