EmitenNews.com - Setelah berhasil menunjukkan perbaikan kinerja di 2021, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X mempersiapkan diri menghadapi tantangan di tahun 2022, baik di sisi on farm maupun off farm.


Sebagai produsen gula dan tembakau berkualitas tengah, di sisi on farm, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X berfokus pada perluasan dan pengelolaan Tebu Sendiri (TS). Sedangkan di sisi off farm¸ akan mengoptimalkan perbaikan dan perawatan pabrik.


Direktur PTPN X, Tuhu Bangun, mengatakan pada musim giling 2022 pihaknya dihadapkan pada tantangan pasok Bahan Baku Tebu (BBT). "Fokus utama dalam menjaga keajegan pasok BBT ini adalah dengan melakukan perluasan TS melalui program Agroforestry," jelasnya.


Program Agroforestry ini bekerjasama dengan Perum Perhutani terkait penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan budidaya tanaman tebu guna mendukung ketahanan pangan. Ada penambahan lahan TS seluas 422 Ha melalui Program Agroforestry.


Selain Agroforestry, PTPN X juga melakukan kerjasama dengan sesama PTPN dan pihak lain melalui kerjasama usaha dan sewa lahan, dimana juga memberikan penambahan lahan TS seluas 535 Ha. Artinya, total penambahan lahan TS di tahun 2021 sejumlah 957 Ha.


“Penambahan luasan TS ini tentunya akan berdampak pada peningkatan pasok BBT ke pabrik gula. Penambahan pasok BBT dari program Agroforestry, kerjasama usaha, dan sewa lahan tersebut sejumlah 82.584 ton tebu,” jelas Tuhu.

Selain itu, pengelolaan Tebu Rakyat (TR) juga akan dilakukan lebih optimal, melalui peningkatan engagement dengan petani tebu binaan. Harapannya, engagement yang terjalin dengan baik dapat meningkatkan kepercayaan petani untuk dapat menggilingkan tebunya ke pabrik gula PTPN X.


Pada sisi off farm, perbaikan dan perawatan pabrik akan lebih ditingkatkan untuk menjaga kelancaran proses giling. Kelancaran proses giling ini tentunya berdampak pada pengurangan jam berhenti dan penurunan penggunaan bahan bakar alternatif, sehingga biaya akan lebih efisien.


Selain itu, PTPN X juga memiliki Nusantara Maintenance Facilities (NMF) yang merupakan workshop untuk perawatan dan pemenuhan sparepart pabrik gula. Adanya NMF membuat PTPN X dapat melakukan beberapa perbaikan di pabrik gula secara mandiri, yang tentunya berdampak pada penurunan biaya perbaikan.


“Tahun 2021 ini, ada peningkatan jumlah tebu digiling sebesar 6% dengan produktivitas 80,9 Ton/Ha. PTPN X akan lebih siap menghadapi tantangan di tahun 2022, sehingga segala target dapat tercapai dengan optimal,” jelasnya.(fj)