Kehadiran pabrik NPK PIM ini memiliki multiplier effect yang luas, baik melalui penyerapan tenaga kerja maupun aktivitas perekonomian lainnya dimana pabrik ini dapat menyerap tenaga kerja proyek sebanyak 1.189 orang dan 240 orang tenaga kerja pasca proyek atau pada saat beroperasional yang berasal dari lingkungan sekitar. Selama masa pembangunannya terdapat 35 perusahaan lokal yang telah bersinergi dalam proyek tersebut.

 

Pabrik pupuk ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pupuk NPK di wilayah Sumatera dan Indonesia bagian Barat. Selain itu, keberadaan pabrik pupuk ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional, namun memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di Provinsi Aceh.

 

"PTPP bangga berhasil menyelesaikan pembangunan proyek pabrik pupuk NPK PIM di tengah hantaman wabah pandemic Covid-19 yang melanda Indonesia dan seluruh dunia sehingga mengakibatkan lumpuh dan melemahnya kondisi perekonomian secara global," ujar Novel Arysad melaui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (10/2/2023).

 

Tidak berhenti disitu saja, dia mengatakan, tantangan lain dalam mengerjakan proyek tersebut adalah inflasi global yang memicu terhadap kenaikan barang-barang produksi, baik dari dalam maupun luar negeri. Meski demikian, PTPP tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan pabrik pupuk NPK PIM.

 

PTPP juga tetap menghadirkan kualitas terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Kehadiran pabrik NPK PIM di Aceh ini khususnya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Lhokseumawe.

 

"Ke depan, PTPP akan terus bersinergi dengan Pemerintah dan perusahaan BUMN untuk bersama-sama membangun infrastruktur yang ada di Indonesia termasuk proyek-proyek EPC. PTPP juga akan selalu mengedepankan dan meningkatkan kualitas hasil pekerjaan dan tepat waktu dalam penyelesaian," lanjut Novel.