PTRO Bidik Lonjakan Kinerja Usai Akuisisi Grup HBS dan Hafar

Potret lingkungan perseroan Petrosea (PTRO).
EmitenNews.com - PT Petrosea Tbk (PTRO) memantapkan strategi ekspansi melalui akuisisi sejumlah Perusahaan, hal ini mendorong lonjakan kinerja keuangan, terutama dari sisi EBITDA yang diproyeksikan tumbuh agresif dalam dua tahun ke depan.
Kinerja keuangan Petrosea diperkirakan mencatat pertumbuhan signifikan, dengan compound annual growth rate (CAGR) pendapatan sebesar 42 persen dan EBITDA mencapai 70 persen dalam periode 2024–2026. Pada 2025, pendapatan diperkirakan melonjak 43 persen year-on-year (YoY) menjadi USD 991 juta, sedangkan EBITDA naik 91 persen YoY menjadi USD 203 juta.
Momentum positif ini diproyeksikan berlanjut hingga 2026, dengan pendapatan tumbuh 41 persen YoY menjadi USD 1,4 miliar, dan EBITDA meningkat 51 persen YoY menjadi USD 306 juta.
Dalam public expose yang dilaksanakan pada Senin (6/10), Ruddy Santoso sebagai Direktur Petrosea, mengungkapkan, “Pendapatan perseroan terus bertumbuh baik secara organik. Serta dengan adanya perluasan pasar baru melalui akuisisi, pendapatan perseroan diperkirakan meningkat sebesar 43% pada tahun 2025 dibandingkan 2024, menjadi sebesar 991 Juta USD, serta diperkirakan naik kembali sebesar 41% pada tahun 2026 menjadi 1,4 Miliar USD", ungkapnya.
Lonjakan tersebut didorong oleh sinergi dari hasil akuisisi strategis Petrosea terhadap Grup HBS di Papua Nugini dan Grup Hafar di Asia Tenggara.
Kedua akuisisi ini memperluas portofolio bisnis Petrosea ke sektor non-batubara, terutama jasa pertambangan emas serta engineering, procurement, construction, and installation (EPCI) migas lepas pantai.
Akuisisi saham Grup HBS (Papua Nugini) senilai USD 25,8 Juta atau sekitar Rp 429 Miliar yang rampung pada Agustus 2025 menjadi salah satu tonggak penting bagi ekspansi regional Petrosea.
Kartika Hendrawan selaku Direktur Petrosea, menjelaskan, “Perusahaan telah menandatangani conditional sale and purchase agreement, sehubungan dengan seluruh saham HBS dan anak Perusahaan, dengan total nilai transaksi sebesar 40 juta dollar Australia atau sekitar USD 25,8 Juta,” ujarnya.
Melalui langkah ini, perusahaan memperluas jangkauan ke sektor pertambangan emas dan mineral bernilai tinggi, sekaligus memanfaatkan basis pelanggan besar HBS seperti Newmont, St Barbara, dan Harmony Gold.
Petrosea menargetkan margin EBITDA dari HBS dapat mencapai 30 persen pada 2026, jauh di atas margin proyeksi sebelum akuisisi yang berada di level 21 persen.
Sinergi ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi operasional, dengan integrasi di aspek pendanaan, sumber daya manusia, serta pengadaan yang lebih terkoordinasi dalam ekosistem internal Petrosea.
Selain itu, akuisisi 51 persen saham Grup Hafar senilai Rp399,8 Miliar memperkuat langkah Petrosea di sektor migas lepas pantai.
Hendrawan juga menambahkan bahwa dengan pengalaman Hafar di bidang EPCI dan layanan pelayaran untuk proyek-proyek minyak dan gas, Petrosea menambah kapabilitas baru sekaligus memperluas sumber pendapatan dari sektor energi hulu dan hilir.
Transformasi ini menandai arah baru bagi Petrosea menuju struktur bisnis yang lebih resilien dan berorientasi jangka panjang. Dengan fokus pada pertumbuhan EBITDA dan optimalisasi aset hasil akuisisi,
Petrosea optimistis mempertahankan tren kinerja positif serta memperkuat peranannya dalam mendukung pembangunan sektor energi dan mineral di kawasan regional.
Related News

Tuntaskan Akuisisi, Astra Property Kini Kuasai 83,67 Persen Saham MMLP

Komut HEAL Borong Saham Rp12,39M, Ini Tujuannya

Sentul City (BKSL) Ungkap Jual Lahan Rp2,05T

Astra Otoparts (AUTO) Sebar Dividen Interim Rp284,36M, Cek Jadwalnya

VTNY Ungkap Transaksi Baru dari Perusahaan Asal Singapura

RMKO Gelar PE Insidentil, Sahamnya Ngegas ARA