Bisa pula invoicing kepada para pelanggan dari nasabah wholesale BRI, karena tersedia corporate billing management dalam QLola. Ketika nasabah wholesale membutuhkan invoice financing, BRI bisa langsung memberikan pinjaman di QLola. BRI menilai umumnya para nasabah wholesale membutuhkan satu platform yang bisa memberikan layanan secara menyeluruh. 

 

Menurut Agus Noorsanto, perusahaan membutuhkan bank yang memang punya network yang menyentuh ke seluruh wilayah operasi mereka. Katakanlah yang bergerak di fast moving consumer goods, membutuhkan partner bank yang memiliki jaringan sampai ke bawah. 

 

“Kenapa? Di samping punya network, dia punya fasilitas yang bisa membiayai korporasinya. Bisa juga melayani transaksi hingga ke distributor, hingga ke retailer-nya juga di bawah,” lanjut Agus Noorsanto.

 

Nah, dengan network yang kuat dan didukung kehadiran QLola, BRI terus berinovasi memperkuat ekosistem bisnis wholesale dari hulu hingga ke hilir. QLola menciptakan efisiensi dan efektivitas melalui transparansi kegiatan bisnis secara digital.

 

Cepat, Akurat & Aman

Di sisi lain, setiap inovasi layanan digital BRI harus dapat memberikan kemudahan, kecepatan, akurasi, keamanan atas berbagai layanan transaksi yang digunakan oleh nasabah. Dalam berinovasi untuk menyediakan layanan digital, faktor-faktor tersebut harus tetap diutamakan.

 

“Ke depan dalam mengembangkan setiap produk baru, khususnya layanan digital seperti ini, memang harus dijamin dapat memitigasi risiko atas keamanan data nasabah. Hal itu sesuai dengan tujuan dan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ujarnya.

 

Dengan demikian, kebutuhan akan layanan digital perbankan yang terus meningkat dapat dipenuhi dengan baik. BRI menyadari tantangan layanan perbankan digital semakin besar seiring dengan kian luasnya penetrasi digital di masyarakat Indonesia.

 

Mengutip survei Asosiasi Jasa Pengguna Internet pada 2023, pengguna jasa internet mencapai 78,2% dari seluruh penduduk Indonesia yang jumlahnya 275 juta jiwa. Artinya jaringan internet saat ini sudah diakses sekitar 219 juta penduduk Indonesia.