Raih Pendanaan USD29 Juta, Fintech Asal Singapura Ini Bakal Lebarkan Sayap ke Indonesia
EmitenNews.com - Volopay, startup fintech pengelolaan transaksi keuangan asal Singapura, yang didukung oleh Y Combinator, sedang menyiapkan ekspansinya ke Indonesia. Terutama untuk mengatasi masalah yang dihadapi UMKM dan startup, yaitu tingginya biaya pertukaran mata uang yang dikeluarkan untuk pembayaran internasional, serta minimnya platform yang mampu mengakses semua data transaksi.
Langkah Volopay tersebut menyusul adanya pendanaan Seri A sebesar USD29 juta. Pendanaan ini melibatkan beberapa investor seperti JAM Fund, Winklevoss Capital Management, Rapyd Ventures, Accial Capital, angel investor dan veteran bidang fintech, Jeffrey Cruttenden yang juga merupakan CEO Acorns bersama dengan Access Ventures, Antler Global, dan VentureSouq.
"Peluncuran Volopay di Indonesia sangat dinantikan dan krusial karena memiliki potensi pertumbuhan pasar yang besar," kata Co-Founder dan CTO Volopay Rajesh Raikwar dalam keterangan resminya hari ini, Selasa (1/3).
Menurut Rajesh, peluang pasar di Indonesia sangat besar. Indonesia juga sering mencetak berbagai startup tingkat unicorn setiap tahunnya, dimana hal tersebut menciptakan dampak besar di ekonomi global dan ini baru menjadi awalnya saja.
Pertumbuhan tersebut membutuhkan sistem manajemen keuangan yang mudah dan terukur; solusi itulah yang selalu ingin diberikan oleh Volopay.
Volopay siap mengembangkan sayapnya di Indonesia dan berharap dapat menjadi solusi utama dalam membawa perubahan pada berbagai sektor bisnis modern, khususnya terkait pengelolaan keuangan yang meliputi pemberian kartu perusahaan, kredit, pengiriman uang, penggantian biaya, dan pengelolaan otomatis.
Ke depan, Volopay juga berharap dapat membangun pondasi yang kuat di Indonesia guna menguasai seluruh pasar di wilayah Asia Pasifik.
Sebagai tambahan informasi, Volopay memungkinkan penggunanya untuk menyimpan uang dalam Rupiah dan mata uang besar lainnya, seperti USD, SGD, EUR, GBP - untuk digunakan sebagai pembayaran, dan menghilangkan jumlah biaya valas yang terlalu tinggi akibat pembayaran internasional.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha