EmitenNews.com - Saham PT Bank Tabungan Negara (BBTN) akhirnya kembali ke atas level Rp 1.000. Bahkan, BBTN menjadi saham dari sektor bank dengan penguatan paling pesat sepanjang perdagangan sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/4/2025). 

Berdasarkan data penutupan pasar sesi I, saham BBTN melesat sebanyak Rp 50 (5,18%) menjadi Rp 1.015. Saham bank yang fokus pembiayaan kepemilikan rumah ini sempat menyentuh level Rp 1.020 dan harga intraday terendahnya Rp 960. Penutupan tersebut menjadi level tertinggi saham BBTN dalam tiga bulan terakhir atau terhitung sejak 4 Februari 2025.

Penutupan Rp 1.015 menjadikan total penguatan saham BBTN telah mencapai 28,48% sepanjang April 2025 berjalan atau month to date (mtd). Kenaikan saham BBTN tertinggi, dibandingkan empat bank papan atas, seperti BBCA sebanyak 17,23%, BBNI sebanyak 11,68%, BBRI mencapai 7,80%, dan BMRI mencapai 7,33%.

Meski telah melaju lebih dari 28,48% sepanjang Mtd, potensi penguatan saham BBTN masih terbuka lebar. Berdasarkan riset BRI Danareksa Sekuritas bahwa saham BBTN ditargetkan menuju level Rp 1.100 dengan rekomendasi dipertahankan beli. Begitu juga dengan Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.500.

Terkait penguatan beruntun saham BBTN ini, VP Marketing Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, penguatan harga saham mengungguli saham empat bank besar tersebut didukung valuasi BBTN makin menarik. 

“Jika dilihat dari rasio PBV BBTN sebesar 0,44x. Rasio ini lebih murah, dibandingkan dengan peers, termasuk big bank. Selain itu, BTN menunjukkan perbaikan kinerja  hingga Februari 2025, penyaluran kredit sebesar Rp 359 triliun atau naik 5,84% y/y dengan NII sebesar Rp 1,9 triliun atau -13,32% y/y,” ujarnya di Jakarta, hari ini.

Penguatan tersebut, terang dia, juga didukung respons positif investor terhadap penyelesaian akuisisi 100% saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang juga bagian dari rencana pemisahan (spin-off) unit usaha syariah BTN Syariah. Diperkirakan nilai akuisisi tersebut mencapai Rp 1,5-1,6 triliun. Sejumlah sentimen positif tersebut mendorong  Kiwoom Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.165 per lembar saham.