EmitenNews.com -Emiten farmasi penyedia laboratorium kesehatan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) mengincar pendapatan 2024 tidak jauh berbeda dengan realisasi pendapatan perseroan pada kinerja 2023 yang diestimasikan berada di atas Rp 2 triliun atau low double digit.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan, tahun ini perseroan memiliki sejumlah program yang difokuskan pada transformasi digital melalui aplikasi U by Prodia dan lebih disiplin dalam melakukan investasi.

Ini terlihat dari rencana investasi Prodia yang tidak akan banyak menambah gerai (outlet). Menurut Dewi, tahun ini perseroan hanya akan menambah satu sampai dua outlet.

"Jadi, berharap melalui digital channel bisa dimanfaatkan selain pada layanan cabang, juga membuat layanan Prodia semakin mudah diakses, lebih cepat, dan penanganan pasien di cabang juga efisien," ujar Dewi di acara Prodia Meet The Press di Menara Astra Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Untuk mendukung pengembangan U by Prodia, Dewi menyebut, perseroan melalui anak usahanya, PT Prodia Digital Indonesia ( PRDI ), telah menyetorkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 300 miliar dan belum berencana untuk menyuntikkan anggaran tambahan. Pasalnya, dana itu diperkirakan bakal terserap dua tahun ke depan.

Sementara untuk pengembangan cyber security dan penanganan cyber, Dewi mengatakan, PRDA selaku perusahaan induk masih akan mendukung dan mengawasi PRDI . Mengingat, perseroan sudah mengalokasikan anggaran cukup tinggi untuk kebutuhan cyber dan sudah dicatatkan dalam laporan keuangan. Ini sekaligus membuktikan keseriusan perseroan agar data pribadi pasien tidak bocor.

"Jadi, kalau mau dibandingkan dengan healthcare lain, kami cukup berani. Kalau untuk pengembangan digital mau menambah fitur apa itu dikerjakan oleh U by Prodia. Tapi kalau backend itu berada di induk," ujar Dewi.

Dewi menekankan, kinerja PRDI ini bakal berpengaruh pada kinerja konsolidasian perseroan mulai dari revenue , net income , sampai dividen. Namun, oleh karena kinerja U by Prodia memasuki tahun pertama, perseroan masih menantikan pertumbuhan market di U by Prodia.

Maka dari itu, Dewi menargetkan, kinerja PRDA pada tahun ini harus lebih baik daripada kinerja 2023 agar saat dikonsolidasikan performa perseroan tidak mengalami penurunan. Sebab, jika hanya melihat kinerja prodia tanpa konsolidasi PRDI sebetulnya sudah menunjukkan pertumbuhan. Namun, saat dikonsolidasikan akan terpengaruh.

"Jadi, 2024 kami harapkan low double digit . Kami selalu dinamis apalagi Pemilu sepertinya dinamikanya baik-baik saja dan melihat spending behaviour juga. Saya berharap, kuartal I-2024 tidak minus seperti kuartal I-2023 yang menurun. Karena kalau kuartal pertama responsnya belum tinggi, kami mesti lihat lagi di kuartal-kuartal berikutnya karena itu akan berpengaruh pada koreksi target," papar Dewi.

Selama sembilan bulan 2023, PRDA sudah mencatatkan pertumbuhan di atas 1,6%. Sayangnya, saat ini masih unaudited dan akan audited pada Februari 2024. "Jadi, kalau dilihat dari unaudited hampir sama dengan 2022. Kami berharap, tidak ada perubahan terlalu banyak dari koreksi audited dan diharapkan kalaupun naik, naiknya gak signifikan dan kalau turun juga gak turun tajam," tutupnya.