Tampil Percaya Diri, Presiden Prabowo Jelaskan Kondisi Ekonomi Terkini

Presiden Prabowo Subianto diapit Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri), dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden. Detiknews.
EmitenNews.com - Presiden Prabowo Subianto tampil percaya diri, berusaha meyakinkan para pelaku ekonomi bisa mengatasi problematika yang ada. Didampingi sejumlah menteri, di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Presiden melakukan pertemuan besar. Ada ekonom, pengusaha, investor, bankir, dan pelaku ekonomi.
Dalam pertemuan di Assembly Hall Menara Mandiri Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025), Presiden Prabowo dan para menterinya duduk di meja panjang, menghadap para peserta. Ia diapit, Menko Airlangga Hartarto di bagian kanan, dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati di sisi kiri.
Pada meja yang sama, di samping Sri Mulyani, ada Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani. Kemudian, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan.
Terlihat juga Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Perdagangan Budi Santoso di samping Airlangga. Di belakangnya ada Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Dengan mimik serius, Prabowo Subianto memberikan pandangannya soal situasi ekonomi terkini. Setelah itu, ia meminta para menterinya untuk memberikan paparan soal situasi dan kondisi ekonomi terkini.
Prabowo menyoroti kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Terutama terkait kebijakan Presiden Donald Trump soal tarif impor tinggi yang dipatok ke berbagai negara, yang diberlakukan serentak mulai besok, Rabu (9/4/2025). Indonesia terkena hingga 32%.
Dalam paparannya, Prabowo menilai kebijakan Paman Trump itu, membuat ketidakpastian ekonomi di dunia. Yang terjadi saat ini, kata dia, negara ekonomi terkuat di dunia, membuat kebijakan memberi peningkatan tarif begitu tinggi kepada banyak negara. “Ini bisa dikatakan menimbulkan ketidakpastian dunia. Banyak negara cemas."
Yang menarik, Presiden Prabowo juga mengakui bahwa pemerintahannya kurang komunikatif dalam beberapa waktu terakhir, khususnya kepada pelaku ekonomi. Ia menyatakan, kondisi pemerintahan saat ini merupakan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin.
"Saya mulai sadar bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin, agak kurang dan itu tanggung jawab saya. Saya ingin jelaskan kenapa. Saya menganut filosofi evidence based performance, jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata," kata Prabowo Subianto.
Kepada para pelaku ekonomi, Prabowo mengatakan program pemerintah tidak ada yang instan hasilnya. Menurutnya, program pemerintah seringkali disorot oleh soal hasilnya saja. Padahal dia menilai semua program pemerintah perlu direncanakan, dikerjakan, baru ada hasilnya.
Dunia sedang tidak baik-baik saja
Sementara itu, Menko Airlangga Hartarto mengungkapkan, bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok hingga 9% pada pembukaan perdagangan pagi ini. Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sempat melakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan pasar.
Data RTI, Selasa (8/4/2025), menunjukkan IHSG dibuka pada posisi 5.914,28. Lalu nilainya langsung anjlok 598,56 poin atau 9,19% ke posisi 5.912,06.
Volume transaksi tercatat 1,59 miliar dengan turnover Rp1,92 triliun. Frekuensi transaksi tercatat 64.620 kali. Ada 9 saham yang menguat dan 552 saham yang melemah, serta 65 saham stagnan.
Kondisi tersebut, urai Airlangga Hartarto, menjadi salah satu bukti bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Dalam hal ini indikator pasar keuangan masih berfluktuasi.
"Dunia sedang tidak baik-baik saja. Kita lihat indikator pasar keuangan masih berfluktuasi. IHSG masih negatif, tadi pagi negatif namun sudah berada pada trend positif," kata Airlangga Hartarto dalam acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).
Nilai tukar rupiah terhadap USD juga masih terus berfluktuasi. Pagi ini, nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah masih bergerak pada level Rp16.800-an. Bank sempat memperdagangkan sampai Rp17 ribu.
Related News

Kasus Korupsi Ekspor CPO, Kejagung Ungkap Peran Pegawai Wilmar Group

KPK Periksa Komut JTPE Yongky Wijaya di Kasus Taspen

31 Ribu Dosen ASN Akhirnya Terima Tunjangan Kinerja

Hadapi AS, ASEAN Sepakat Gunakan Mata Uang Lokal untuk Perdagangan

Kasus Korupsi LPEI, KPK Periksa Eks Staf Khusus Era Presiden Jokowi

Sudah jadi Sikap Publik, Menteri HAM Minta Hapus Penerapan SKCK