TRAM Ungkap Aksi Baru Bisnis Pengelolaan Sampah Sirkular
Sejumlah manajemen lama TRAM sebelum terjerat kasus JIwasraya.
EmitenNews.com - PT Globe Kita Terang Tbk (TRAM) yang sebelumnya bernana PT Trada Alam Minera Tbk menyampaikan tengah mempersiapkan langkah ekspansi ke bisnis ekonomi hijau, khususnya di bidang pengelolaan sampah sirkular (TOSS) dan perdagangan pupuk organik. Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi bisnis perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat posisi keuangan, terutama dalam pemenuhan kewajiban terhadap Bank Mandiri.
Sugiono Wiyono Sugialam Direktur Utama TRAM menyebutkan bahwa pengembangan bisnis ekonomi hijau akan dijalankan melalui entitas anaknya, PT Herbal Globe Natural (HGN). Perseroan kini sedang memproses perubahan Anggaran Dasar HGN, khususnya pada pasal mengenai maksud dan tujuan usaha, serta mempersiapkan struktur organisasi dan proyek percontohan untuk menjalankan bisnis baru tersebut.
“Bisnis ekonomi hijau ini dikembangkan agar dapat menjadi sumber pendapatan baru yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban finansialnya,” jelas Sigiono dalam surat tanggapan kepada BEI, Kamis (30/10/2025).
Selain TOSS, perseroan juga berencana mengembangkan perdagangan pupuk organik yang dihasilkan dari pengolahan sampah industri maupun rumah tangga.
TRAM mengonfirmasi tengah menjalankan transformasi bisnis dari perdagangan telepon seluler ke sektor gaya hidup dan ekosistem kopi, termasuk penjualan mesin kopi espresso bekas serta manajemen digital marketing dan influencer agency.
Namun, perusahaan mengakui bahwa pendapatan dari bisnis kartu perdana dan telepon seluler turun signifikan dari Rp52 miliar menjadi Rp7 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh margin yang kian kecil serta pergeseran fokus ke produk-produk dengan nilai tambah tinggi.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami memang mempersiapkan diri untuk bertransformasi menuju bisnis gaya hidup dan ekonomi hijau, sambil mengurangi ketergantungan pada bisnis produk operator,” ujar manajemen.
Sementara itu, bisnis mesin kopi tercatat memberikan kontribusi terbesar dengan pendapatan mencapai Rp8,5 miliar, melampaui lini usaha lainnya. Penjualan dilakukan secara organik dan akan terus dikembangkan dengan fokus pada skema tukar tambah.
TRAM juga melaporkan kemajuan pada segmen live sales dan agensi pemasaran influencer.
Perusahaan saat ini menjalankan aktivitas live sales sekitar 4–5 jam per hari, di bawah target awal 12 jam per hari pada 2025.
Di sisi lain, bisnis agensi pemasaran influencer yang fokus pada konsultasi dan eksekusi kampanye digital telah memberikan kontribusi sekitar 10% terhadap total pendapatan perseroan hingga kuartal III/2025.
Manajemen TRAM menilai sentimen positif ekonomi domestik dan meningkatnya kesadaran publik terhadap keberlanjutan lingkungan menjadi peluang bagi pertumbuhan bisnisnya ke depan, terutama pada lini ekonomi hijau dan gaya hidup modern.
Perseroan juga memastikan tidak ada perkara hukum maupun informasi material lain yang belum diungkapkan kepada publik dan dapat memengaruhi harga saham perusahaan.
“Ke depan, kami akan lebih aktif mempublikasikan perkembangan bisnis, termasuk melalui media sosial untuk mempromosikan inisiatif TOSS dan program ekonomi hijau lainnya,” tambah Sugiono.
Sebagai informasi Saham TRAM disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 23 Januari 2020 karena terjerat kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya, yang melibatkan Komisaris Utamanya, Heru Hidayat.
Karena suspensi telah berlangsung selama lebih dari 24 bulan dan tidak ada indikasi pemulihan, saham TRAM berpotensi dihapus (delisting) dari bursa, sebagaimana diatur dalam peraturan BEI.
Penyebab suspensi: Saham TRAM disuspensi karena kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya yang menyeret Komisaris Utama perusahaan, Heru Hidayat.
Related News
Jasuindo (JTPE) Dapat Restu Tambah Setoran Modal Anak Usaha
Hermanto Tanoko (AVIA) Guyur Dividen Interim Rp600M, Catat Tanggalnya
Atlas Resources (ARII) Setujui Private Placement dan Komisaris Baru
BEI Gali Lagi Informasi Soal Calon Pengendali KOKA
Grup Sinarmas (SMMA) Pinjami Dana ke Anak Usaha Rp433,95M
Gagal Bayar Surat Utang, BEI Lanjutkan Suspensi Saham WIKA





