Transaksi Nontunai Capai 8 Juta di Papua, BI Catat Pengguna QRIS Masif

Ilustrasi pengguna QRIS di Papua. dok. Jubi Papua.
EmitenNews.com - Makin masif penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Papua. Sampai 31 Juli 2024 Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) mencatat, jumlahnya mencapai 8.018.990 transaksi. Peningkatan terjadi karena semakin masif masyarakat di Bumi Cenderawasih dalam melakukan transaksi nontunai.
Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran BI Provinsi Papua Rama Kharismawan Purnama Putra, di Jayapura, Selasa (27/8/2024), mengatakan untuk penggunaan QRIS terbanyak masih wilayah perkotaan, seperti Kota Jayapura. Kemudian di Kabupaten Jayapura, Merauke dan Timika.
"Meski begitu kami masih terus mendorong penggunaan nontunai pada berbagai kegiatan transaksi," katanya.
Berdasarkan data per Agustus pengguna QRIS di Papua sebanyak 207.675, sedangkan untuk merchant yang menggunakan QRIS 203.310.
"Tidak hanya transaksi QRIS yang meningkat pesat yakni 274 persen dari target tahun ini, ada juga penggunaan baru sebesar 7.349 atau tercatat 52 persen dari target," ujarnya.
Dari data tersebut menggambarkan bahwa potensi penggunaan QRIS di Bumi Cenderawasih masih sangat besar dan luas apalagi untuk daerah-daerah provinsi baru. Semuanya belum sepenuhnya mengakses transaksi nontunai, karena terkendala jaringan.
"Dengan terus mendorong penggunaan nontunai di wilayah Bumi Cenderawasih, maka secara otomatis masyarakat akan cenderung mulai menggunakan QRIS," katanya lagi.
Bank Indonesia akan terus mendorong penggunaan nontunai di Tanah Papua dengan begitu dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat sehingga ada transparansi, selain memudahkan dalam bertransaksi. ***
Related News

Jam 6.00-10.00 Berlaku Contra Flow di Tol Dalam Kota Arah Jakarta

Mulai Besok Barang Pribadi Sampai USD500 Tak Kena PPN, PPnBM dan PPh

OJK Rilis Aturan Baru, Perusahaan Asuransi Harus Miliki DPM

Dana Asing Keluar Pasar Modal Capai Rp45,19 Triliun, Ini Catatan OJK

Ajukan IPO di Pasar Modal, 28 Perusahaan dalam Telaah OJK

LPS Punya Rp255 Triliun untuk Jamin Simpanan Nasabah