EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Selasa (1/3) dibuka menguat setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir variatif (mixed).


Selama bulan Februari indeks saham DJIA terpangkas 3.5%, sementara S&P 500 merosot dan NASDAQ menciut 3.4%.


Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) turun hampir 12 bps menjadi 1.87% di tengah tingginya permintaan atas aset-aset yang di anggap aman (safe haven). Ditambah berkurangnya ekspektasi investor bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) akan menaikkan suku bunga acuan secara agresif bulan ini.


"Pelaku pasar uang melihat probabilitas kenaikan suku bunga acuan sebesar 0.50% hanya 10%, turun dari 20% pada minggu lalu. Namun demikian, kenaikan suku bunga acuan sebesar 0.25% sudah sepenuhnya diantisipasi (fully priced-in)," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Menurutnya fokus perhatian investor masih tertuju pada perkembangan konflik Rusia – Ukrania. Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan unit militer yang bertanggung jawab atas persenjataan nuklir Rusia untuk berada di level siaga tertinggi.


Sementara itu delegasi Ukrania yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan telah menyelesaikan pertemuan dengan pejabat Rusia di daerah perbatasan dengan Belarusia tanpa mencapai hasil atau kesepakatan untuk mengakhiri konflik.


AS dan dunia barat menjatuhkan putaran sanksi ekonomi terbaru atas Rusia yang secara spesifik mentargetkan sistem keuangan Rusia. Pemerintah AS melarang individu dan perusahaan di AS untuk melakukan hubungan bisnis atau transaksi bisnis dengan bank sentral Rusia, dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund) Rusia dan juga Kementerian Keuangan Rusia.


Langkah ini dinilai dapat membatasi kemampuan Rusia dalam memobilisasi Cadangan Devisanya yang senilai USD630 miliar untuk membiayai operasi militer di Ukrania.


Untuk melindungi ekonomi Rusia dari sanksi, bank sentral Rusia melipatgandakan suku bunga acuan menjadi 20% setelah nilai tukar mata uang Ruble terhadap USD anjlok ke level terendah dalam sejarah.


Di pasar komoditas, harga miyak mentah lompat di dorong oleh ketakutan bahwa ekspor minyak dan gas Rusia akan terganggu karena sejumlah bank di Rusia telah di keluarkan dari sistem pembayaran antarbank internasional SWIFT.


Untuk perdagangan hari ini investor menantikan rilis data Manufacturing PMI dari sejumlah negara di kawasan Asia- Pasifik dan Eropa. Sedangkan di dalam negeri, investor menantikan rilis data inflasi untuk bulan Februari.

Phillip Sekuritas memprediksi IHSG hari ini bergerak di kisaran support 6.758 - resistance 6.915. Berikut saham yang direkomendasikan.


TLKM
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend: Bullish
Trade Buy : 4320-4330
Target Price 1 : 4450
Target Price 2 : 4510
Stop Loss : 4190


IMJS
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend: Bullish
Trade Buy : 410
Target Price 1 : 436
Target Price 2 : 458
Stop Loss : 384


PSSI
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend: Bullish
Trade Buy : 416
Target Price 1 : 434
Target Price 2 : 442
Stop Loss : 398


SAMF
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 585
Target Price 1 : 645
Target Price 2 : 670
Stop Loss : 525.(fj)